Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia, eksportir terbesar di dunia batu bara untuk pembangkit listrik, mengekspor lebih banyak 21% komoditas bahan bakar itu dalam 5 bulan pertama tahun ini.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor baru bara Indonesia selama Januari – Mei 2013 tercatat 163.690.000 metrik ton, naik dari 134.980.000 pada periode yang sama 2012. Namun, Kementerian itu tidak memberikan alasan peningkatan ekspor.
Supriatna Suhala, Direktur Eksekutif di Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia, mengatakan peningkatan pasokan dari tambang baru dan yang ada telah memberikan tekanan pada harga di tengah meningkatnya permintaan batu bara termal.
”Pasokan masih melimpah karena negara-negara, tidak hanya Indonesia, sedang meningkatkan produksi mereka,” katanya dalam sebuah wawancara telepon hari ini Rabu (17/7/2013).
Harga batubara telah menurun lebih dari setengah sejak pertengahan 2008 di tengah melambatnya impor China dan meningkatnya output dari produsen termasuk Indonesia dan Kolombia.
Batubara thermal di pelabuhan Newcastle Australia, sebagai patokan untuk Asia, sebesar US$ 76,40 per ton pada pekan yang berakhir 12 Juli, demikian IHS McCloskey, yang berbasis di Petersfield, Inggris.
Harga mencapai rekor US$192,50 pada Juli 2008.