Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia Property Watch (IPW) memprediksi aksi spekulasi properti, khususnya di Jabodetabek mulai melambat.
Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda mengatakan kebijakan penurunan LTV (loan to value) sebesar 60% untuk rumah kedua, dan LTV 50% untuk ketiga dinilai bisa meredam aksi spekulasi properti sehingga harga tidak terlalu naik lagi.
"Namun kita meyakini kebijakan ini belum sepenuhnya meredam naiknya harga lahan-lahan yang dikembangkan untuk perumahan MBR, jadi pemerintah harus melakukan kebijakan terintegrasi dengan membentuk bank tanah," ujarnya, Selasa (16/7/2013).
Ali mengatakan motif pembelian properti sedikit banyak akan bergeser dari pembelian spekulasi (jangka pendek) ke jangka panjang atau end user lantaran capital gain atau kenaikan harga yang rendah.
Namun, lanjut Ali, pasar investor properti jangka panjang akan tetap tumbuh karena properti nasional tidak pernah mengalami penurunan harga dan akan terus naik.
Berdasarkan hasil riset IPW terhadap 150 responden investor properti, pada 2009 hingga 2012 terdapat jumlah spekulan (jangka pendek) yakni 45%, investor (jangka panjang) 35% dan end user 20%.
Adapun hasil riset pada 2013 menunjukan jumlah spekulan sebanyak 35%, investor 40%, dan end user 25%. (ra)