Bisnis.com, JAKARTA - Properti kondominium masih menjadi pilihan investasi favorit bagi masyarakat Indonesia dibandingkan dengan sektor lain.
Kepala Riset properti Jones Lang LaSalle Anton Sitorus menjelaskan konsumen memilih investasi properti, khususnya kondominium karena return dari investasi tersebut cukup tinggi dibandingkan dengan investasi yang lainnya.
"Kalau dari suku bunga bank kan hanya di bawah 6%, sedangkan yang didapat dari sektor properti paling kecil 10% hingga 40% bergantung pada jenis properti dan lokasinya," jelasnya, Minggu (14/7/2013).
Dia menjelaskan keuntungan invetasi tersebut akhirnya menyebabkan permintaan kondominium meningkat dan berimbas pada harga yang terus naik. "Tren harga yang gila-gilaan dan lahan di Jakarta yang semakin terbatas ini membuat orang ingin berinvestasi," jelasnya.
Berdasarkan riset Jones Lang LaSalle, harga kondominiun di Jakarta pada 2007 hingga 2013 pada kelas menengah ke bawah yakni Rp5 juta /m2 kini menjadi Rp11 juta /m2, sementara pada kelas menengah Rp9 juta /m2 menjadi Rp20 juta /m2. Pada kelas menengah ke atas Rp15 juta /m2 menjadi Rp30 juta /m2, dan pada kelas atas Rp17,5 juta /m2 menjadi Rp35 juta /m2.
Jones Lang LaSalle memprediksi hingga akhir 2013 ini akan ada penjualan kondominium sebanyak 14.000 unit di Jakarta, yang mana hingga semester I/2013 terdapat penjualan kondominium sekitar 8.000 unit.