Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan kondominum atau apartemen strata-title terus mengalami penurunan sejak 2014 di Jakarta, sebagian disebabkan oleh para investor yang mulai melakukan pembelian apartemen di luar Jakarta. Tahun ini, kondisi itu diprediksi bisa membaik.
Kepala Bidang Riset Savills Indonesia Anton Sitorus memproyeksi pada 2019 di Jakarta diharapkan pertumbuhan pasok, serapan, dan harga kondominium bisa membaik kendati tidak bisa mencapai puncak.
“Mungkin nggak akan sampai peak-nya, tapi setidaknya ada potensi kenaikan, tapi kembali juga melihat pertumbuhan perekonomian kan, ke depan bisa lebih jelek atau bisa juga lebih bagus dari ini kalau ekonomi kita tahun ini melesat,” katanya beberapa waktu lalu.
Saat ini, total pasok kondominium di Jakarta hanya ada 149.200 unit. Angka tersebut, menurut Anton sangat kecil melihat jumlah penduduk di Jakarta yang mencapai lebih dari 10 juta orang, terlebih jika dibandingkan dengan Bangkok, Kuala Lumpur, atau Manila.
“Di Bangkok pasoknya bisa 5-6 kali lipat lebih banyak dari di Jakarta dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit. Di KL lebih banyak lagi. Jadi budaya tinggal di kondominium memang belum ada, tapi mau tak mau di kota besar ya pasti orang tetap akan cari apartemen, karena landed house sudah nggak memungkinkan,” jelasnya.
Kondominium, menurut Savills merupakan apartemen strata title, sedangkan apartemen sendiri lebih untuk disewakan.
Baca Juga
“Mau nanti produknya disewakan atau dijual lagi, tapi kondominium itu, ketika pengembang bangun, ruangannya sudah diperuntukkan untuk dijual, bukan disewakan. Kalau setelah dijual ke pemilik kemudian sama pemilik disewakan atau dijual lagi berarti dia masuk ke leasing market,” papar Anton.