Bisnis.com, JAKARTA--Pertumbuhan kebutuhan peralatan logistik berpendingin di dalam negeri belum mampu diimbangi oleh industri rantai pendingin. Salah satu penghambatnya adalah masalah infrastruktur.
Saat ini produksi industri rantai pendingin dalam negeri hanya mampu memenuhi kebutuhan penyimpanan untuk produk hasil laut sekitar 45%, daging ayam dan unggas lainnya 70%, daging sapi 80%, serta sayur dan buah 5%.
Direktur Eksekutif Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia Hasanuddin Yasni mengatakan minat investasi untuk mengembangkan kinerja dan produksi dalam negeri cukup tinggi.
Dia mencontohkan beberapa investor dari Korea Selatan, Jepang, dan China yang sebelumnya berminat berinvestasi di kawasan timur Indonesia mengurungkan niat mereka akibat kendala infrastruktur, seperti tidak tersedianya listrik dan akses jalan.
"Mereka akhirnya hanya uji coba, belum berani benar-benar berinvestasi. Kami bisa saja mengimbangi, tapi perlu kontainer besar untuk mengangkutnya, sementara jalan tidak bisa dimasuki. Ini membuat investor tidak tertarik," ujar Hasan saat dihubungi Bisnis, Minggu (14/7/2013).
Hasan mencontohkan, total target produksi perikanan pemerintah pada tahun ini meningkat 17,3% menjadi 13,5 juta ton dari 11,5 juta ton tahun lalu. Namun, pertumbuhan produksi cold storage untuk perikanan hanya 5,38% yakni ditargetkan mencapai 6,15 juta ton dri total produksi tahun lalu 5,84 juta ton.
Saat ini terdapat total 45 perusahaan industri rantai pendingin. Adapun sebanyak 15 perusahaan memproduksi sendiri cold storage, sementara 45 perusahaan lainnya melakukan perakitan.
Infrastruktur Minim, Industri Rantai Pendingin Sulit Berkembang
Bisnis.com, JAKARTA--Pertumbuhan kebutuhan peralatan logistik berpendingin di dalam negeri belum mampu diimbangi oleh industri rantai pendingin. Salah satu penghambatnya adalah masalah infrastruktur.Saat ini produksi industri rantai pendingin dalam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Febrany D. A. Putri
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
9 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
13 jam yang lalu