JAKARTA — Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengemukakan pihaknya saat ini telah memiliki komitmen dari 5 sampai 6 perusahaan yang akan membangun smelter.
“Di tempat saya sudah ada 5-6 komitmen, hampir semua dari China. Bahkan ada yang sudah mulai [membangun] secara fisik smelternya, yaitu di Sulawesi untuk nikel dan di Kalimantan untuk bauksit,” ujarnya di Kemenko, Kamis (10/7/2013).
Dia mengutarakan total investasi dari komitmen pembangunan smelter tersebut lebih dari US$5 miliar. Pasalnya, untuk pembangunan satu smelter membutuhkan dana investasi minimal US$1 miliar.
Dia mengungkapkan pembangunan smelter bukanlah langkah yang mudah karena membutuhkan kebutuhan listrik yang besar. Di sisi lain, pembangunan smelter biasanya dilakukan di dekat wilayah pertambangan yang biasanya tidak didukung dengan ketersediaan listrik yang memadai.
“Jadi kami beri pertimbangan [pemberian] tax allowance di situ karena pembangunan smelter tidak bisa dilakukan sembarang orang,” pungkasnya.