Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan Inflasi, Pemerintah Buka Kran Impor Bahan Pangan

Bisnis.com,  JAKARTA -- Pemerintah berupaya menekan inflasi pada bulan puasa tahun ini dengan cara membuka keran impor beberapa komoditas bahan pangan.

Bisnis.com,  JAKARTA -- Pemerintah berupaya menekan inflasi pada bulan puasa tahun ini dengan cara membuka keran impor beberapa komoditas bahan pangan.

Langkah itu ditempuh untuk mencukupi pasokan beberapa bahan pangan yang menyusut karena musim panen mulai berakhir, seperti bawang merah dan cabai rawit.

 Pemerintah telah memberikan izin impor bawang merah sebanyak 16.781 ton dan cabai rawit 9.715 ton untuk kebutuhan semester II/2013.

 "Kita sudah tahu bahwa kenaikan harga BBM memunculkan kenaikan harga beberapa komoditas. Yang tidak kami inginkan adalah second round effect karena spekulasi," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa seusai rapat koordinasi persiapan hari raya keagamaan, Senin (10/72013).     

 Hatta menjamin impor bawang merah dan cabai itu tidak akan berbenturan dengan kepentingan petani karena dilakukan di luar musim panen.

Selain itu, keran impor dibuka untuk daging sapi. Bulog yang ditugaskan pemerintah untuk menstabilkan harga daging sapi akan mendatangkan sekitar 200 ton daging sapi beku dan tiba di Tanah Air pekan depan.

 Angka itu merupakan bagian dari kuota impor 3.000 ton daging sapi yang diberikan pemerintah kepada BUMN pangan itu. Komoditas itu merupakan bagian dari 5 bahan pangan yang pasokannya diamankan pemerintah untuk menghindari gejolak harga selama bulan puasa dan Lebaran.

Hatta menyampaikan pemerintah akan mengamankan 5 komoditas pangan utama selama puasa ini. Selain bawang merah, cabai rawit dan daging sapi, pasokan beras dan daging ayam ras akan dijaga di level aman.

 Stok beras di Bulog saat ini 2,94 juta ton yang cukup untuk penyaluran raskin 15 bulan. Stok itu di luar cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 388.925 ton untuk kebutuhan operasi pasar dan penyaluran saat bencana alam.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper