Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Pertamina-Chandra Asri Batal, Honam Jadi Andalan

Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Perindustrian menyatakan rencana investasi kompleks industri petrokimia terintegrasi Honam Petrochemical Corporation menjadi andalan Indonesia untuk menekan impor bahan kimia.

Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Perindustrian menyatakan rencana investasi kompleks industri petrokimia terintegrasi Honam Petrochemical Corporation menjadi andalan Indonesia untuk menekan impor bahan kimia.

Hal ini setelah batalnya kerja sama pembangunan pabrik petrokimia oleh PT Pertamina (Persero) dan PT Chandra Asri Petrochemical.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat menyayangkan berakhirnya perjanjian kerja sama antara Pertamina dengan Chandra Asri untuk membangun pabrik petrokimia.

“Kata Pertamina karena keekonomiannya tidak tercapai. Sekarang Honam yang diandalkan, saya akan nge-push agar Honam cepat masuk,” kata Hidayat usai Rakor tentang Inalum di kantor Kemenko Perekonomian, Senin (8/7/2013).

Dia mengharapkan masalah lahan yang menghambat realisasi investasi Honam bisa segera selesai dalam waktu dekat. Menurutnya, dengan investasi sekitar US$5 miliar, dalam lima tahun ke depan, Indonesia tidak perlu melakukan impor bahan kimia.

Hidayat menegaskan, industri baja dan logam dasar serta petrokimia merupakan industri yang investasinya harus terus didorong. “Untuk yang logam dasar sudah banyak yang mulai masuk, namun yang petrokimia sulit.”

Pembangunan pusat produksi Honam direncanakan selesai 2—3 tahun setelah dimulainya proses pembangunan. Sebelumnya, proses konstruksi ditargetkan mulai kuartal I tahun ini. Namun hingga kini masih terkendala oleh lahan. Dia berharap, masalah lahan ini bisa segera diselesaikan.

Kompleks industri tersebut rencananya akan memproduksi propilena dan etilena yang kemudian diolah menjadi polipropilena, polietilena, butadiene, mono ethylene glycol, mixed C4 dan pygas.

Sama halnya dengan Honam, perusahaan patungan antara Pertamina dengan PTT Global Chemical Public Company Limited yang akan segera terbentuk akhir tahun ini juga akan mengeluarkan investasi sekitar US$4 miliar-US$5 miliar untuk pembangunan kompleks petrokimia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper