BISNIS.COM, JAKARTA–Bank Dunia memproyeksi laju inflasi Indonesia dapat mencapai 9% tahun ini akibat kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.
Harga BBM bersubsidi yang lebih tinggi akan mengerek inflasi sekitar 1,8% menjadi 7,2% dan dapat mencapai 9% pada akhir tahun.
Ekonom Utama Bank Dunia Ndiame Diop mengatakan dampak yang cukup besar ini tidak hanya merefleksikan imbas langsung dari kenaikan harga premium, tetapi juga dampak tidak langsung karena premium digunakan sebagai input bagi pasokan barang konsumsi.
Selain itu, dampak tidak langsung pun datang dari kenaikan harga solar yang digunakan bus dan truk untuk transportasi publik.
“Namun, dampak ini hanya terjadi sekali saja yang berarti akan berangsur menghilang pada pertengahan 2014,” katanya dalam pemaparan perkembangan triwulanan perekonomian Indonesia terbaru dari Bank Dunia, Selasa (2/7).
Namun, lanjutnya, hal itu dengan asumsi perkiraan inflasi jangka panjang tidak terpengaruh dan kebijakan moneter cepat tanggap terhadap tanda-tanda tekanan harga putaran kedua (second round effect).
Jika dampak langsung maupun tidak langsung dapat dikelola, inflasi pada 2014 hanya mencapai 6,7%.