BISNIS.COM, SURABAYA–Jawa Timur bertekad mempertahankan statusnya sebagai lumbung padi terbesar, dengan angka panen 12 juta ton gabah kering giling per tahun kendati provinsi ini terjadi alih fungsi lahan pertanian 1.000 hektare per tahun.
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengatakan pengembangan proyek infrastruktur dan properti di provinsi tersebut berdampak terhadap tergerusnya luasan lahan pertanian.
“Setiap tahun di Jawa Timur terjadi alih fungsi lahan pertanian rata-rata 1.000 hektare, diantaranya berupa lahan subur yang didukung irigasi semi teknis. Kondisi begini menjadi ‘pekerjaan rumah’ agar produksi pangan tetap tinggi,” ujarnya dalam pembukaan Agribisnis dan Industri Bahari Expo 2013 di Grand City Convex Surabaya, Kamis, (27/6 2013).
Pameran berskala nasional itu diselenggarakan PT Feraco bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang berlangsung pada 27 – 30 Juni 2013.
Saifullah menambahkan Jatim bertekad mempertahankan peran sebagai provinsi kontributor terbesar terhadap produksi padi nasional, melalui penerapan teknologi budidaya dan penggunaan pupuk organik.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur, Wibowo Eko Putro, volume panen padi di provinsi tersebut cukup tinggi yakni 12,2 juta ton gabah kering giling (GKG) tahun lalu, yang meningkat dibandingkan 2011 sebanyak 11,6 juta ton GKG.
Sedangkan panen padi di Jatim tahun ini ditargetkan naik menjadi 12,5 juta ton GKG, melalui peningkatan penggunaan benih padi hibrida serta benih bersertifikat. Sebanyak 60% benih padi yang ditanam di provinsi tersebut berupa benih hibrida.
“Berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS), Jatim tahun lalu mengontribusikan 17% terhadap volume panen padi nasional atau kontributor terbesar dibandingkan provinsi-provinsi lainnya. Posisi ini akan tetap dipertahankan,” paparnya.
Tentang terus menyusutnya lahan pertanian di Jatim, Wibowo mengatakan mulai tahun ini dicanangkan penetapan areal tanaman pangan seluas 1,017 juta hektare yang didukung Peraturan Daerah No. 5/2012 tentang Tata Ruang Jawa Timur.
“Lahan pertanian seluas itu tidak boleh dikurangi untuk kepentingan lain dan berlaku hingga 2031, sehingga volume panen tetap terjaga. Rata-rata produksi padi di Jatim 61,74 kuintal per hektare GKG,” tuturnya .