BISNIS.COM, JAKARTA--Russian Alumunium (Russal), perusahaan alumunium yang berkantor pusat di Moskwa, Rusia akan mengeluarkan investasi sekitar US$2 miliar untuk membangun pabrik pengolahan (smelter) bauksit menjadi alumina di Kalimantan Barat.
Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retraubun mengatakan sebelumnya Russal sudah menandatangani perjanjian kerjasama (memorandum of understanding/MoU) dengan PT Aneka Tambang Tbk untuk pembangunan smelter di Tayan, Kalimantan Barat empat tahun lalu. Namun, lantaran krisis perjanjian tersebut tidak dilanjutkan.
Saat ini, dengan adanya kebijakan Undang-undang No.4/2009 tentang Mineral dan Batu bara, yang melarang pengiriman bahan baku ke luar negeri, Russal kembali tertarik.
“Dia senang dengan kebijakan kita yang tidak mau lagi mengirim bahan baku ke luar negeri. Dia ingin kendalikan China dengan bisnisnya di Indonesia,” kata Alex usai menerima kunjungan Russal di kantor Kemenperin, Selasa (11/6).
Rencananya, dengan kapasitas pabrik pengolahan sekitar 1,8 juta ton per tahun, diperkirakan investasi yang akan dikeluarkan sekitar US$2 miliar. Untuk lokasi pembangunan pabrik, akan dibangun di Kalimantan Barat.
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kemenperin Panggah Susanto mengatakan, untuk merealisasikan pembangunan tersebut, kemungkinan besar Russal akan menggaet partner lokal kembali.
“ Kemungkinan bisa Antam kembali, tapi Antam tidak bisa sendirian, paling akan ada tambahan beberapa partner lokal di daerah setempat. Russal sudah mengunjungi Kalimantan Barat.," paparnya.
Panggah memperkirakan, sekitar 4 tahun lagi, pabrik pengolahan tersebut sudah bisa berproduksi. Saat ini, pihaknya sedang membuat tim teknis untuk melakukan feasibility study dengan pihak Russal.