BISNIS.COM, JAKARTA – Menteri Pertanian Suswono meminta Australia segera merealisasikan investasi peternakan sapi di Indonesia, sebagaimana yang telah disepakati kedua negara beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan investasi pembibitan sapi di Indonesia akan sangat menguntungkan. Hal itu karena konsumsi daging masyarakat masih rendah, yakni hanya 2,2 kg per kapita per tahun.
Mentan menagih komitmen Negeri Kanguru itu ketika menerima dua menteri negara bagian Australia, yakini Menteri Industri Utama dan Perikanan Negara Bagian Northern Teritory Willem Westra van Holthe, dan Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Negara Bagian Queensland Jonh McVeight, Senin (13/4) di Kementerian Pertanian, Jakarta.
“Kami sangat menunggu realisasi dari investasi yang sudah dijanjikan,” tegasnya dalam keterangan pers, Selasa (14/5).
Ke depan, lanjut Mentan, jumlah konsumsi per kapita akan meningkat seiring dengan meningkatnya perekonomian masyarakat Indonesia. “Jadi investasi peternakan sapi di Indonesia ke depan akan sangat menguntungkan,” kata Suswono.
Dengan demikian, sambungna, Australia tidak bergantung pada kuota impor dari Indonesia. Sebaliknya, Indonesia pun tidak bergantung dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri.
Menanggapi permintaan Mentan Suswono itu, baik Willem Westra maupun Jonnh McVeight menyatakan akan menyampaikan hal ini kepada pemerintah mereka.
Kedatangan delegasi menteri dari dua negara bagian Australia itu untuk mengajak Indonesia meningkatkan kerja sama dalam bidang peternakan sapi.
Selain membicarakan soal realisasi investasi pengusaha sapi Australia di Indonesia, pertemuan yang juga dihadiri Duta Besar Australia untuk Indonesia Greg Moriarty ini membicarakan soal kerja sama dalam bidang riset dan teknologi pembibitan sapi.
Kedua menteri menyebutkan, Australia memiliki bibit sapi unggul hasil riset mereka untuk diberikan kepada Indonesia. Dengan syarat ada kesepakatan terlebih dahulu terkait dengan kuota impor sapi dan daging sapi dari Australia.
Dalam kesempatan itu Willem Westra juga sempat menanyakan soal rencana penarikan jadwal impor sapi periode Juli-September menjadi Juni-Agustus.
“Saya ingin mengonfirmasi tentang rencana penarikan jadwal impor sapi. Saya mengetahuinya dari media massa, apakah hal itu benar?” tanya Willem
Mentan membenarkan rencana itu. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan daging sapi menjelang hari raya Lebaran, yang selalu meningkat.
Mendengar keterangan Mentan, Willem mengatakan para pengusaha sapi dan daging sapi di Australia pasti akan senang mendengar hal tersebut.