Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PRODUKSI MINYAK: Target Lifting Diturunkan Jadi 840.000 Barel Per Hari

BISNIS.COM, JAKARTA-Pemerintah akan mengajukan perubahan target produksi siap jual (lifting) minyak mentah dan kondesat menjadi 840.000 barel per hari dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2013.

BISNIS.COM, JAKARTA-Pemerintah akan mengajukan perubahan target produksi siap jual (lifting) minyak mentah dan kondesat menjadi 840.000 barel per hari dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2013.

Target lifting yang akan diajukan dalam RAPBN-P 2013 itu lebih rendah dibandingkan dengan target lifting dalam APBN 2013 sebesar 900.000 barel per hari.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini mengatakan Kementerian Keuangan telah mencantumkan target lifting sebesar 840.000 barel per hari dalam RAPBN-P 2013. Pihaknya optimistis dapat memenuhi target tersebut karena sesuai dengan kondisi produksi migas di dalam negeri saat ini.

“Kementerian Keuangan sudah mencantumkan 840.000 barel per hari untuk lifting dalam RAPBN-P 2013. Jadi semua perencanaan dalam APBN ke depannya akan lebih fixed karena target yang ditetapkan seluruhnya tercapai,” katanya di Jakarta, Senin (13/5/2013).

Rudi mengungkapkan hingga 12 Mei 2013 lalu produksi minyak nasional telah mencapai 841.000 barel per hari. SKK Migas pun menargetkan produksi minyak 850.000 barel per hari pada Juni 2013, karena turn around (perawatan fasilitas) yang dilakukan BP Berau Ltd di Proyek Tangguh selesai pada 21 Juni 2013.

Selain itu, ada peningkatan produksi dari West Madura Offshore (WMO) yang dioperatori oleh Pertamina Hulu Energi sebanyak 7.000 barel per hari. selain itu Offshore North West Java yang juga dioperatori Pertamina juga akan memproduksi 6.000 barel per hari, dan produksi Mobil Cepu Ltd di Banyu Urip yang sebesar 5.000 barel.

“Dulu selalu ada gangguan unplanned [tidak terencana] dapat menggerus produksi hingga 22.000 barel. Saat ini dengan keandalan peralatan yang dimiliki KKKS [kontraktor kontrak kerja sama], gangguan unplanned itu tidak sampai 10.000 barel,” jelasnya.

Rudi juga menyampaikan penurunan produksi minyak yang disebabkan faktor alamiah yang dapat mencapai 15% tiap tahunnya. Akan tetapi, hal tersebut berhasil ditekan dengan menerapkan teknik produksi yang lebih efisien.

Keberhasilan SKK Migas dalam menahan penurunan itu juga disebabkan produksi KKKS yang melebihi target dalam rencana program dan anggaran (work program and budgeting/WP&B) 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper