BISNIS.COM, JAKARTA--Petrokimia Gresik (PKG) masih menunggu kepastian dari pemerintah terkait pasokan gas untuk Pabrik Amoniak-Urea II.
Direktur PKG Hidayat Nyakman mengatakan hingga kini belum ada perkembangan dan masih menunggu keputusan pemerintah terkait pasokan gas untuk pabriknya.
Adapun pabrik yang direncanakan berkapasitas produksi 825.000 ton amoniak per tahun dan 570.000 ton urea per tahun tersebut memerlukan gas bumi sebesar 85 juta kaki kubik per hari (MMscfd).
“Belum ada perkembangan, kami masih menunggu,” kata Hidayat melalui pesan singkatnya kepada Bisnis, Minggu (12/5/2013).
Pihaknya berharap bisa mendapatkan pasokan gas dengan harga murah dan cepat. Pasalnya, Pabrik Amoniak-Urea II milik Petrokimia Gresik dijadwalkan beroperasi pada triwulan kedua 2016.
Kementerian Perindustrian sendiri berharap pasokan gas untuk PT Petrokimia Gresik tetap dipasok dari Lapangan MDA MBH di Blok Offshore Madura Strait yang diperatori Husky-CNOOC Madura Limited.
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto berharap Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tetap memberikan alokasi gas untuk PKG dari lapangan gas milik Husky.
“Kalau yang dari Husky jadwal sudah sesuai dan sesuai dengan plan of development (PoD) Husky,” kata Panggah.
Dia menilai, sebaiknya Kementerian ESDM memutuskan sesuai dengan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Husky dan Petrokimia Gresik juga sudah melakukan perjanjian awal, meskipun belum resmi. “Tapi sudah ada hitung-hitungan harganya kalau tidak salah,” katanya. (ra)