BISNIS.COM, JAKARTA--BUMN Konstruksi PT Waskita Karya Tbk menilai pengembangan usaha ke luar negeri merupakan media pembelajaran untuk menjadi kontraktor profesional.
Direktur Utama Waskita Karya M. Choliq mengatakan budaya jasa konstruksi di luar negeri lebih ketat dan dispilin dibandingkan dengan dalam negeri.
"Di sana itu pekerjaan setiap harinya harus detil dan kalau ada revisi yang memberikan tanda tangan itu harus yang punya otoritas tidak bisa sembarangan," katanya dalam paparan publik, Kamis (2/5).
Selain itu, perusahaan juga dituntut untuk mengetahui secara detil mengenai isi kontrak sehingga bisa meminimalisir risiko yang akan ditimbulkan.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Direktur Operasi III Waskita Karya Agus Sugiono mengatakan keuntungan yang didapat dari proyek luar negeri di atas rata-rata proyek dalam negeri.
"Di luar bisa di atas 10%, kalau di sini paling mentok ya 10%, kalau lebih bisa tidak menang tender," pungkasnya.
Hingga saat ini, perusahaan pelat merah tersebu telah menggarap berbagai proyek prestisius di beberapa negara yakni Timor Leste dan Arab Saudi.
Salah satu proyek luar negeri yang mengangkat nama Waskita yakni proyek renovasi Masjidil Haram senilai Rp70 miliar.
WASKITA KARYA: Proyek Konstruksi di Luar Negeri Lebih Profesional
BISNIS.COM, JAKARTA--BUMN Konstruksi PT Waskita Karya Tbk menilai pengembangan usaha ke luar negeri merupakan media pembelajaran untuk menjadi kontraktor profesional.Direktur Utama Waskita Karya M. Choliq mengatakan budaya jasa konstruksi di luar negeri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dimas Novita Sari
Editor : Yoseph Pencawan - nonaktif
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu