BISNIS.COM, BOJONEGORO-Mobil Cepu Ltd menjadi perusahaan pertama yang menggunakan rig buatan dalam negeri untuk mengebor 42 sumur minyak di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Bojonegoro.
Dua rig yang diproduksi oleh PT Citra Tubindo Engineering di Batam itu mampu mengebor hingga kedalaman 6.000 meter. Selain itu, rig dengan tipe DS8 dan DS9 itu juga merupakan skidding rig pertama yang berukuran besar.
“Ini pertama kali rig besar dapat berjalan, artinya operator tidak perlu membongkar rig jika ingin melakukan pengeboran di wilayah lain. Ini juga akan menghemat waktu dan ongkos produksi,” kata Suyitno Patmosukismo, presiden komisaris PT Citra Tubindo Engineering di Bojonegoro, Jawa Timur, Selasa (30/4).
Suyitno mengungkapkan dengan kapasitas mesin 2.000 tenaga kuda, maka rig berukuran besar itu dapat berpindah lokasi ke tempat pengeboran baru yang berjarak 100 meter dengan waktu 3 jam. Padahal, rig umum yang harus dibongkar untuk dipindahkan memerlukan waktu sekitar 1 minggu.
Menurutnya, penggunaan dua rig buatan PT Citra Tubindo Engineering itu dapat menjadi pionir pengembangan peralatan pengeboran di dalam negeri. perusahaan sendiri nantinya akan terus memproduksi rig darat dan rig lepas pantai, untuk memenuhi kebutuhan rig di sektor pertambangan minyak dan gas bumi (migas).
“Setidaknya sekarang kan dibutuhkan 40 rig darat dan 40 rig lepas pantai. Makanya, kami ingin kembangkan kerjasama dengan Pertamina Drilling Service Indonesia tidak hanya joint operation, tetapi juga joint venture,” ungkapnya.
Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini mengatakan tahun ini Mobil Cepu Ltd akan mengebor 8 sumur baru di Lapangan Banyu Urip dan 2014 mendatang akan dibor 7 sumur tambahan. Dari situ diharapkan nantinya pada Agustus 2014 produksi minyak awal mencapai 90.000 barel per hari.
“Mudah-mudahan produksi minyak awal sebesar 90.000 barel per hari dapat dicapai pada Agustus 2014 yang di dalamnya sudah termasuk produksi gas oil separation plant (GOSP) sebesar 22.000 barel per hari,” jelasnya.
Jika pada Agustus 2014 mendatang Lapangan Banyu Urip telah mencapai target 165.000 barel per hari, maka kontribusi minyak dari lapangan minyak itu akan mencapai 16,5% dari produksi minyak nasional pada 2014. Untuk itu dirinya meminta Mobil Cepu Ltd menaati aturan dan melaksanakan proyek itu dengan tepat waktu.
Sementara itu Asisten I Bidang Perekonomian Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Nono Purwanto mengatakan produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip pada kuartal 1-2013 masih di bawah target prognosa yang disampaikan Mobil Cepu Ltd kepada Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Berdasarkan catatan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, pada periode Januari-Maret 2013 produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip sebesar 2,18 juta barel atau sekitar 22,16% dari prognosa produksi minyak 2013 yang disampaikan perusahaan sebesar 9,85 juta barel.
“Jika mengacu pada target kuartal 1-2013 adalah 25% dari prognosa target produksi sepanjang 2013, saat ini masih di bawah target yang ditetapkan,” katanya.
Produksi minyak dari seluruh lapangan yang ada di Bojonegoro pada kuartal 1-2013 sebesar 5,28 juta barel atau 23,03% dari prognosa produksi minyak secara keseluruhan yang sebesar 22,93 juta barel.
Di Lapangan Banyu Urip sendiri saat ini juga tengah dilakukan lima proyek rekayasa, pengadaan dan konstruksi (engineering, procurement and construction/EPC), yakni untuk fasilitas produksi utama, pipa darat sepanjang 72 kilometer, pipa laut sepanjang 23 kilometer, menara tambat dan floating storage off-loading (FSO).