Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENERIMAAN PAJAK: Realisasi Kuartal II Dikhawatirkan Melambat

BISNIS.COM, JAKARTA--Perlambatan kinerja ekspor dari sektor tradable dikhawatirkan kembali memberikan dampak pada realisasi penerimaan negara pada kuartal II 2013.Direktur Jendral Pajak (DJP) Kementerian Keuangan Fuad Rahmany mengatakan pertumbuhan penerimaan

BISNIS.COM, JAKARTA--Perlambatan kinerja ekspor dari sektor tradable dikhawatirkan kembali memberikan dampak pada realisasi penerimaan negara pada kuartal II 2013.

Direktur Jendral Pajak (DJP) Kementerian Keuangan Fuad Rahmany mengatakan pertumbuhan penerimaan negara yang melambat pada kuartal I/2013 karena pelemahan ekspor sektor tradable, diindikasi kembali terjadi pada kuartal kedua seiring berlanjutnya krisis ekonomi global.

"Peluang [perlambatan] bisa saja terjadi di kuartal kedua. Apalagi kinerja ekspor kita cenderung melambat, permintaan komoditas dari luar negeri juga masih tertekan kiris ekonomi global," ujarnya, Senin (22/4).

Adapun sepanjang kuartal I/2013, penerimaan negara dari perpajakan mencapai Rp220,5 triliun atau sekitar 18,4% dari target dalam APBN 2013 sebesar Rp1.192,9 triliun.

Angka tersebut masih melambat dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal I/2012 yang berada pada level 18,72%.

Khusus untuk penerimaan pajak perdagangan internasional, realisasi pada kuartal I/2013 hanya Rp10,2 triliun.

"Memang dibandingkan tahun lalu, kuartal pertama mengalami kenaikan secara nominal tapi tidak seperti yang kami harapkan karena perlambatan ekonomi dunia terlihat sekali berdampak terutama pada penerimaan pajak dari ekspor tradable yang melambat," ujarnya.

Adapun dari sisi penerimaan pajak pertambahan nilai (PPn) pada kuartal I/2013, mencapai Rp76,2 triliun atau baru terealisasi 18% dari target dalam APBN 2013 sebesar Rp423,7 triliun. Lebih rendah jika dibandingkan kinerja dari periode Januari-Maret 2012 yang 18,7% dari target APBN 2012.

Penerimaan pajak penghasilan (PPh) pada kuartal I/2013 sedikit melambat dengan realisasi mencapai Rp 108,7 triliun atau 18,65 dari target APBN 2013 yang sebesar Rp 584,9 triliun.

Gunadi, Pengamat pajak dari Universitas Indonesia, sebelumnya mengtaakan secara umum tersendatnya setoran pajak disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional dan resesi ekonomi dunia.

"Belum pulihnya resesi ekonomi dunia dan ketegangan Korea pengaruhi ekspor CPO dan batubara, sehingga pajaknya belum bagus," ujarnya. (if)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper