BISNIS.COM, JAKARTA- Kementerian Perindustrian berharap pasokan gas untuk PT Petrokimia Gresik tetap dipasok dari Lapangan MDA MBH di Blok Offshore Madura Strait yang dioperatsikan oleh Husky-CNOOC Madura Limited.
Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto berharap Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tetap memberikan alokasi gas untuk PKG dari lapangan gas milik Husky.
“Kalau yang dari Husky jadwal sudah sesuai dan sesuai dengan plan of development (PoD) Husky. Sementara kalau dari Lapangan Jambaran Tiung Biru kesiapan pipa masih belum tahu,” kata Panggah usai acara diskusi Arah dan Kebijakan Pengembangan Industri Gas Indonesia hari ini, Selasa (23/4/2013).
Dia menilai, sebaiknya Kementerian ESDM memutuskan sesuai dengan yang sudah direncanakan sebelumnya. Ditambah, antara Husky dan Petrokimia Gresik juga sudah melakukan perjanjian awal, meskipun belum resmi. “Tapi sudah ada hitung-hitungan harganya kalau tidak salah.”
Kepala Divisi Pemanfaatan Gas SKK Migas Popi Nafis mengatakan akan mengalokasikan gas untuk Petrokimia Gresik dari Lapangan Jambaran dan Tiung Biru. Menurutnya, masa produksi gas di Lapangan Jambaran Tiung Biru lebih lama dibandingkan dengan Lapangan MDA MBH, yakni 20 tahun. Sementara masa produksi, lapangan MDA MBH sekitar 9 tahun.
“Kalau kita hitung apple to apple, dengan semua parameter yang sama, keekonomian di Husky sekitar US$8,8 per MMbtu, sementara di Cepu [Jambaran Tiung Biru] sekitar US$8 per MMbtu,” jelasnya.
Adapun head of agreement (HoA) jual beli gas tersebut masih didiskusikan dan ditargetkan akan ditandatangani akhir semester I tahun ini. “Husky lebih cepat tapi ternyata tender FSO gagal. Husky bisa akhir 2016 atau awal 2017, tapi bisa molor juga,” ujarnya.
Sebelumnya, Head of Realtions Husky-CNOOC Madura Limited Hamim Tohari menyatakan hingga kini belum mendapatkan kepastian pembeli dari Lapangan MDA MBH, Madura. Kini, pihaknya menunggu keputusan dari pemerintah, dalam hal ini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
Menurutnya, bila pemerintah terlalu lama menetapkan keputusan, diperkirakan proyek akan mundur.
“Statusnya masih sama, kami masih menunggu kepastian alokasi gas. Kami belum dapat pembeli, memang program berpotensi mundur,” kata Hamim ketika dihubungi melalui telepon.
Memang, lanjut Hamim, sebelumnya pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan beberapa pembeli potensial, termasuk PT Petrokimia Gresik. Namun, memang belum ada perjanjian apapun yang mengikat.
Sebelumnya, Petrokimia Gresik menyatakan, pasokan gas sebagai bahan baku pupuk Petrokimia Gresik disepakati berasal dari Lapangan MDA-MBH yang dioperasikan Husky sebesar 85 juta kaki kubik per hari (MMscfd) dengan harga US$6,5 per juta british thermal unit (MMbtu) dan eskalasi 3% per tahun.
Namun, Sekretaris SKK Migas Gde Pradnyana mengatakan, pada rapat pada Januari 2013 yang juga dihadiri oleh perwakilan dari Petrokimia Gresik dan Kementerian Perindustrian. sudah disepakati gas ke Petrokimia Gresik berasal dari Lapangan Jambaran-Tiung Biru.
Dia menjelaskan, secara volume, pasokan gas untuk Petrokimia Gresik dari Lapangan Jambaran dan Tiung Biru jauh lebih besar dibanding pasokan dari Lapangan MDA-MBH. Total pasokan gas dari Lapangan Jambaran dan Tiung Biru untuk PKG mencapai 185 bbtud selama 17 tahun, sedangkan kalau dari Lapangan MDA-MBH hanya 120 BBtud dengan waktu hanya sembilan tahun.
Namun, Petrokimia Gresik menolak pasokan gas yang berasal dari Lapangan Jambaran-Tiung Biru yang dioperasikan PT Pertamina EP Cepu karena lebih mahal yakni US$8,88 per MMbtu. Padahal menurut Gde, harga gas dari Lapangan Jambaran-Tiung Biru belum disepakati.
PETROKIMIA GRESIK Diupayakan Dapat Gas dari Husky
BISNIS.COM, JAKARTA- Kementerian Perindustrian berharap pasokan gas untuk PT Petrokimia Gresik tetap dipasok dari Lapangan MDA MBH di Blok Offshore Madura Strait yang dioperatsikan oleh Husky-CNOOC Madura Limited.Direktur Jenderal Basis Industri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Riendy Astria
Editor : Sutarno
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
2 jam yang lalu