BISNIS.COM, JAKARTA—Wacana penaikan harga BBM bersubsidi pada awal Mei oleh pemerintah akan berdampak pada kenaikan harga barang di ritel hingga 15%. Hal ini disebabkan karena biaya operasional pemasok yang juga mengalami kenaikan.
Wakil Sekjen Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Satria Hamid mengatakan sektor ritel sangat bergantung pada pemasok barang yang membutuhkan biaya operasional. Sedangkan 90% biaya operasionalnya berasal dari distribusi.
“Kenaikan harga distribusi ini bisa dsebabkan oleh pengusaha logistik yang menaikkan tarif jasa mereka. Dampaknya, pengusaha ritel akan serta merta menaikkan harga penjualan,” ujarnya di Jakarta, Senin (22/4).
Satria menambahkan kenaikan harga diprediksi akan mulai melambung pada awal Mei, tetapi tidak menutup kemungkinan bila ada pengusaha yang telah menaikkan harga pada akhir bulan ini.
Menurutnya, para pemasok barang pasti sudah melakukan perhitungan untuk menghadapi penaikan harga BBM bersubsidi ini. Tindakan antisipatifnya bisa dengan menaikkan harga sebelum Mei.
Seperti diketahui, pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi dari Rp4.500 menjadi Rp6.500 per liter pada Mei. Penaikan ini diperuntukan bagi kendaraan roda empat berpelat hitam. (if)