BISNIS.COM, JAKARTA-- Gerakan hemat energi harus dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga. Dalam hal ini peran ibu dalam keluarga juga turut menjadi tonggak untuk memulai budaya hemat energi.
Hal ini disampaikan oleh Triesna Jero Wacik, di Gedung Dharma Wanita Pusat, Kuningan, Jakarta hari ini Selasa (9/4/2013).
"Ibu itu multitalent, sehingga kita harus punya pengaruh besar dalam melakukan penghematan energi dimulai dari keluarga," ujar Trisna saat memberikan sambutan.
Acara ini merupakan kegiatan yang diadakan oleh Persatuan Dharma Wanita Persatuan Pusat (DWPP) Direktorat Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia .
Workshop ini menyampaikan tentang penghematan energi, terutama listrik dan air. Dalam kesempatan ini sambutan dibawakan oleh Ditjen EBTKA, Rida Mulyana.
Trisna mengatakan orang-orang yang menghemat adalah pahlawan. Dari menghemat energi beban subsidi bisa berkurang, sehingga dapat disalurkan untuk kegiatan yang lain, seperti uang sekolah, biaya pembangunan puskesmas, atau pembangunan infrastruktur yang lain. Dalam rumah tangga, pengeluaran untuk biaya listrik dan air lebih hemat sehingga alokasi rumah tangga pun terkendali.
Workshop ini khususnya mengajak kaum ibu, khususnya DWPP untuk menghemat energi dari rumah. Penghematan energi dimulai dari alat-alat elektronik di rumah tangga. Penggunaan energi rumah tangga menggunakan 12% dari konsumsi energi nasional.
Untuk menghemat energi yang dimulai dar i rumah tangga, diperlukan perilaku 3M yaitu mematikan lampu saat tidak digunakan, mencabut peralatn listrik, dan mengatur suhu AC (24-26C). Gerakan hemat energi beberapa waktu lalu juga pernah digencarkan oleh The Body Shop di Grand Indonesia saat acara Eart Hour hari Sabtu, 23 April 2013 lalu. Dalam acara tersebut kegiatan pemadaman listrik selama 1 jam ternyata dapat menghemat 546 MW atau senilai dengan Rp800 juta.
