BISNIS.COM, JAKARTA -- Pengamat Ritel asal Prancis optimistis format hipermarket tetap berprospek di Indonesia, karena jenis gerai tersebut disokong dengan kelengkapan produk ditambah sajian menu makanan dan minuman segar di dalam toko modern dengan skala terbesar tersebut.
Georges Furone—Defforey yang juga pernah menjadi konsultan magang di PT Carrefour Indonesia mengatakan pelaku usaha hipermarket harus tetap melakukan ekspansi dengan penambahan gerai, untuk bisa terus meningkatkan usaha eceran tersebut.
“Hipermarket masih prospek di Indonesia, karena konsumen ke gerai hipermarket tidak sekadar belanja kebutuhan mereka, tapi juga menyantap sejumlah menu makanan dan minuman yang dijual di dalam gerai,” kata Defforey saat mengunjungi Kantor Bisnis Indonesia Rabu (3/4/2013).
Seperti halnya hipermarket Carrefour di Indonesia saat ini yang berjumlah 83 gerai, diharapkan terus bertambah dan memasuki sejumlah wilayah secara meluas di dalam negeri.
Menurutnya, pelaku usaha hipermarket saat akan melakukan investasi, setidaknya harus mampu memekirakan jika bisnis ritel yang dibangunnya bisa bertahan selama 20 tahun.
“Investasi satu gerai hipermarket membutuhkan dana dalam bilangan jutaan dolar AS. Sementara kembali modal per tahunnya hanya berkisar 3%-4%,” kata Defforey.
Seperti diketahui Carrefour yang memimpin omzet ritel berformat hipermarket di Indonesia, telah berpindah kepemilikannya. Hipermarket asal Prancis yang awlanya 100% modal asing tersebut, kini telah 100% dimiliki CT Corp melalui Trans Retail yang dikomandoi pengusaha pribumi Chairul Tanjung.