BISNIS.COM, JAKARTA - Indonesia akan terus mengeksplorasi cadangan minyak dan gas bumi yang ada di Indonesia bagian Timur.
Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Edy Hermantoro mengatakan saat ini masih sedikit Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang mau mengeksplorasi migas di wilayah Indonesia Timur. Sebagian besar masih terpusat di Indonesia bagian Barat.
Pasalnya, selain membutuhkan investasi yang begitu besar, resikonya pun tinggi. “Tapi kan sekarang sudah ada yang memulai, seperti pemboran yang dilakukan oleh BP, ke depannya itu diperdalam lagi, jadi tidak hanya yang seperti sekarang yang di Tangguh itu, tapi lebih dalam lagi,” kata Edy usai Pengumuman Pemenang Lelang Penawaran Langsung Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi Tahap II Tahun 2012 di kantornya, Kamis (21/3/2013).
Menurutnya, bila cadangan baru di wilayah kerja baru di Indonesia Timur ditemukan, artinya akan membuka cakrawala bahwa Indonesia Timur memang memiliki cadangan yang bisa dioptimalkan.
“Memang mahal, tapi sekarang yang penting itu mahalnya atau minyaknya? Ini untuk meningkatkan produksi minyak kita yang terus turun,” tambahnya.
Seperti diketahui, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan hingga kini produksi minyak nasional masih stagnan berada di atas 830.000 barel per hari sesuai dengan target SKK Migas.
Kepala Divisi Humas SKK Migas Elan Biantoro mengatakan sampai akhir Februari 2013, produksi minyak nasional masih di atas 830.000 barel per hari. Menurutnya, produksi harus dijaga hingga akhir tahun dengan decline rate 0%.
Menurutnya, produksi minyak nasional tahun ini memang sulit mencapai target pemerintah yang sebesar 900.000 barel per hari. SKK Migas sendiri menargetkan produksi sekitar 830.000-850.000 barel per hari.
