BISNIS.COM, BALIKPAPAN— Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan Provinsi Kalimantan Timur menyumbangkan 30% dari total produksi minyak dan gas nasional, kontributor terbesar kedua, dengan mayoritas dioperasikan oleh perusahaan asing.
Deputi Pengendalian Perencanaan SKK Migas Aussie B. Gautama mengatakan total produksi minyak dan gas nasional berkisar antara 830.000 – 850.000 barel per hari (bph) dengan potensi penerimaan negara dari sektor ini mencapai US$29,5 miliar.
“Kami perkirakan produksi migas nasional berkisar antara 830.000–850.000 bph tahun ini. Kontribusi Kaltim sekitar 30% produksi nasional,” ujarnya Rabu (20/3/2013) di sela-sela Kunjungan Kerja SKK Migas di Balikpapan.
Sejumlah perusahaan asing termasuk Chevron Indonesia Company (CICO), Virginia Indonesia Company (VICO), ENI dan Pearl Oil Sebuku (Mubadala Petroleum Indonesia) menjadi operator di lapangan migas propinsi tersebut.
Dalam rencana kerja dan anggaran 2013, Chevron diminta mampu berproduksi hingga 28.000 bph meski per 14 Maret hanya mampu memenuhi 95% target itu. Rencana investasi perusahaan terafiliasi dengan induk di Amerika Serikat itu mencapai US$ 700 juta.
Angka investasi tersebut termasuk eksplorasi pengembangan sebesar US$ 302,5 juta dan produksi US$ 355 juta. Dengan investasi itu, Chevron diharapkan akan terus menambah produksi minyak dari posisi kini 26.500 bph dan gas sebanyak 132 juta kaki kubik per hari (mmscfd).
VICO, perusahaan patungan BP Berau dari Inggris dan ENI dari Italia, yang mengelola Blok Sanga-Sanga juga jadi tumpuan produksi di Kaltim. Hingga Maret, perusahaan tersebut mampu memproduksi minyak 15.000 bph, atau 108% dibanding target yang sudah dipatok 14.000 bph.
Sementara itu, VICO juga sudah mampu memproduksi gas hingga 386,5 mmscfd atau 97% dari target 396,5 mmscfd. Perusahaan itu menanamkan dana hingga US$534 juta, yang termasuk eksplorasi dan pengembangan sebesar US$302 juta dan produksi US$214 juta.
Di sisi lain, ENI yang memiliki wilayah kerja di Muara Bakau optimis mulai produksi gas hingga pada 2015 dengan kapasitas 300 mmscfd. Rencana pengeluaran tahun ini sebesar US$278,5 juta, dengan anggaran terbesar untuk pekerjaan Jangkrik Subsea Package .
Aussie menambahkan nantinya gas dari lapangan Jangkrik milik ENI tersebut tak hanya akan disalurkan ke Bontang untuk di ekspor sebagai gas alam cair (liquified natural gas/LNG) tapi juga disalurkan ke pembeli domestik yaitu Pupuk Kaltim.
Di saat yang sama, Pearl Oil yang mengelola Blok Sebuku akan berproduksi pada akhir tahun ini. Produksi gas dari Sebuku diperkirakan mencapai 100 mmscfd. Gas dari Lapangan Ruby akan dipergunakan sepenuhnya untuk domestik yaitu Pabrik Pupuk Kaltim (PKT).