BISNIS.COM, JAKARTA--Pemerintah perlu memberikan insentif fiskal yang dapat digunakan pada kegiatan eksplorasi kepada perusahaan hulu minyak dan gas bumi (migas) nasional untuk menjaga produksi di dalam negeri.
Pakar perminyakan John Karamoy mengatakan selama ini pemerintah kurang mengoptimalkan kegiatan eksplorasi untuk mengetahui cadangan migas di dalam negeri. Padahal, eksplorasi menjadi kegiatan yang sangat penting untuk menjaga produksi di sektor hulu migas.
“Hanya dengan eksplorasi lah kita dapat meningkatkan produksi minyak. Perlu eksplorasi yang dilakukan secara berkelanjutan untuk mendapatkan cadangan migas yang baru,” katanya usai peluncuran buku 'Inspiration from Oil Man' di Energy Tower, Sabtu (16/3/2013).
John mengatakan produksi minyak bumi dari Blok Cepu yang diprediksi akan meningkat pada 2014 hanya untuk sementara. Untuk itu, diperlukan kegiatan eksplorasi secara besar-besaran untuk mencari cadangan baru, sehingga dapat menjaga produksi migas dalam negeri secara berkesinambungan.
Menurutnya, dalam 10 tahun ke depan produksi minyak bumi harus dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain itu, nantinya 75% produksi migas harus dihasilkan oleh perusahaan nasional yang bergerak di sektor hulu migas.
Sayangnya hingga saat ini banyak perusahaan nasional yang terkendala dengan persoalan pendanaan untuk mengoptimalkan pengelolaan migas di dalam negeri. Karenanya pemerintah perlu memberikan insentif fiskal untuk melakukan eksplorasi dengan risiko insentif tersebut tidak dikembalikan karena hasil eksplorasi menunjukkan cadangan migas yang kurang ekonomis.
John meyakini masih banyak cadangan migas yang belum dieksplorasi di Tanah Air. “Cadangan minyak di Indonesia diperkirakan mencapai 80 miliar barel, sementara produksi nasional sejak 1884 sampai 2010 baru 23 miliar barel. Sementara cadangan gas kan mencapai 100 TCF,” ungkapnya. (if)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel