BISNIS.COM JAKARTA—Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang tidak terkendali semakin menyulitkan perbaikan neraca perdagangan Indonesia.
Lukita Dinarsyah Tuwo, Wakil Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Wakil Kepala Bappenas, mengatakan kondisi neraca perdagangan sektor nonmigas mulai mengalami perbaikan di awal tahun ini.
Namun, sambungnya, kondisi neraca perdagangan sektor migas yang semakin negatif tetap memperburuk neraca perdagangan secara keseluruhan. Buruknya neraca perdagangan migas, jelasnya, disebabkan karena konsumsi BBM yang belum terkendali dengan baik.
“Tantangannya kembali lagi memang sektor migas,” katanya di Gedung Bappenas, Jumat (8/3/2013).
Karena itu, Lukita menekankan pemerintah perlu mengefektifkan 4 langkah strategis pengendalian konsumsi BBM.
Keempat langkah itu adalah penghematan konsumsi, pengendalian distribusi, pembatasan bagi kategori tertentu, dan konversi BBM ke gas.
“Yang sebenarnya ada opsi lain yang masih terus dikaji, yaitu penyesuaian harga. Tetapi, empat itu dulu yang penting,” katanya.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan ekspor non migas pada Januari 2013 mengalami peningkatan 2,69% year-on-year. Adapun, impor non migas justru mengalami penurunan 0,24% year-on-year.
Di sisi lain, ekspor migas malah mengalami penurunan 16,8% pada periode yang sama, sedangkan impor migas mengalami kenaikan 33,82%.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menunjukkan pada Januari 2013, konsumsi premium naik 7,56% dibandingkan Januari tahun lalu. Adapun, konsumsi solar naik 5,25% dalam dibandingkan periode yang sama. (ra)