JAKARTA: Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyebut empat sebab tidak optimalnya kontribusi belanja pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kuartal III/2012.
Menurutnya, kinerja belanja pemerintah harus dikaji, mulai dari masalah perencanaan, birokrasi hingga pembintangan pagu APBN.
"Ada empat persoalan besar yang harus dipecahkan. Mulai dari perencanaan, karena perencanaan kadang-kadang kurang matang, itu harus diakui," ujar Hatta di kantornya, Selasa (06/11).
Hatta juga menyoroti rumitnya proses tender dan pengalokasian anggaran yang dinilai menghambat kinerja penyerapan anggaran. Terakhir, ketepatan sasaran belanja negara juga perlu dinilai Hatta harus ditingkatkan agar pembangunan menjadi berkualitas.
"Kedua proses tender yang bertele-tele. Ketiga displacement-nya, dan ketepatan sasaran," katanya.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2012 yang tercatat 6,17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, utamanya disumbang oleh laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga 5,68% dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 10,02%. Sedangkan konsumsi pemerintah membentuk pertumbuhan negatif sebesar -3,22%, bersamaan dengan pertumbuhan ekspor -2,78% dan impor -0,54%.
Hatta mengatakan untuk dapat tumbuh di atas 6%, diperlukan pertumbuhan positif di beberapa mesin pertumbuhan ekonomi.
"Tidak cukup satu mesin saja yang positif. Ekspor kita ada kontraksi seperti itu, kuartal IV ini belanja pemerintah harus positif. Begitu juga belanja modal, ini berkaitan dengan investasi," ujarnya.
Pemerintah, tambah Hatta, berharap realisasi pertumbuhan ekonomi pada 2012 dapat mencapai 6,3%. Harapan tersebut lebih pesimistis dibandingkan asumsi pemerintah dalam APBN-P 2012, yakni 6,5%. (Bsi)