Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI INDONESIA: 2013, Infrastruktur & komoditas jadi andalan

JAKARTA--Pemerintah berharap investasi infrastruktur dan peningkatan nilai tambah komoditas ekspor dapat memacu pertumbuhan ekonomi pada 2013 yang ditargetkan sebesar 6,8%. 
 
Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar menuturkan investasi diproyeksi memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi tahun depan dengan kontribusi sebesar 3,03%. Kontribusi tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun ini yang diproyeksi berada pada kisaran 2,57%--2,62% dari target pertumbuhan ekonomi 6,5%. 
 
Sementara itu, rumah tangga diperkirakan menyumbang 2,71% terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan konsumsi pemerintah dan ekspor neto kontribusinya masing-masing 0,55%.
 
"Memang yang paling besar adalah investasi, terutama  investasi di sektor infrastruktur," ujar Mahendra di kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (06/11).
 
Investasi infrastruktur, imbuhnya, menyebabkan multiplier efek terhadap pertumbuhan ekonomi dan dapat mendorong investasi di sektor hilir. 
 
Selain investasi, Mahendra berharap upaya meningkatkan nilai tambah terhadap komoditas ekspor nasional mulai dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja ekspor Indonesia. Dengan demikian, komoditas unggulan ekspor tidak terlalu terpengaruh volatilitas harga komoditas primer di pasar global.
 
"Yang lain saya rasa peningkatan nilai tambah dalam komoditas kita, sehingga tidak melulu komoditas yang sangat terkena dampak turunnya harga-harga komoditas primer belakangan ini," katanya. 
 
Mahendra menambahkan untuk mendorong konsumsi rumah tangga, pemerintah akan menerapkan kenaikan batas pendapatan tidak kena pajak (PTKP) untuk wajib pajak orang pribadi pada 2013, yakni dari Rp15,8 juta/tahun menjadi Rp24,3 juta hingga sekitar Rp30 juta/tahun. 
 
Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.162/PMK.011/2012 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak yang diteken Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo pada 22 Oktober 2012.
 
"Nah, ini juga salah satu yang bisa mendorong peningkatan daya beli pasar dalam negeri, sehingga jumlah yang bisa dipakai untuk konsumsi msyarakat bisa meningkat," tuturnya. 
 
Pada 2013, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,8% (year-on-year). Target ini lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada 2011 dan target 2012, yakni sebesar 6,5%.
 
Target pertumbuhan tersebut disumbang dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 4,9%, konsumsi pemerintah 6,7%, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 11,9%, dan ekspor neto 5,2%. 
 
Ekonom Standard Chartered Bank Eric Sugandi menuturkan target pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah pada 2013 terlalu optimistis.
 
"Untuk pertumbuhan ekonomi, pemerintah kan masih optimistis. Kalau kami hanya di 6,5%," ungkapnya.
 
Pertimbangannya, kata Eric, karena kondisi ekonomi global walaupun pulih akan lambat begitu pula pertumbuhan ekspor. "Pertumbuhan ekspor juga tidak akan cepat, naiknya juga akan lambat. Yang sekarang terkena hantam benar-benar adalah India," pungkas Eric. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Diena Lestari
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper