Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INFLASI OKTOBER: Pemerintah Proyeksikan Di Kisaran 0,1%-0,2%

JAKARTA: Pemerintah memproyeksikan inflasi Oktober berada pada kisaran 0,1%-0,2% (month to month) disumbang fluktuasi harga bahan pangan dan IdulAdha.Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan berdasarkan

JAKARTA: Pemerintah memproyeksikan inflasi Oktober berada pada kisaran 0,1%-0,2% (month to month) disumbang fluktuasi harga bahan pangan dan IdulAdha.Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan berdasarkan pola inflasi tahunan, Oktober akan membentuk inflasi. Nilainya diperkirakan sebesar 0,1%--0,2%."Pada Oktober kami perkirakan 0,1% sampai paling tinggi 0,2%," ujarnya seusai Deklarasi Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi di Kementerian Keuangan, Rabu (31/10/2012).Bambang menjelaskan inflasi Oktober yang diproyeksi sebesar 0,1%-0,2% terbilang tinggi dibandingkan realisasi inflasi bulan lalu. Pasalnya, inflasi September sebagai basis inflasi month to month Oktober tercatat sangat rendah, yakni 0,01%.Inflasi Oktober tahun ini, lanjut Bambang, didorong a.l. oleh faktor panen raya, bahan pokok, terutama makanan, dan faktor Idul Adha."Nah, Oktober ini kembali ke pola biasa, plus faktor Lebaran Haji juga sedikit. Tetapi ya standar lah, artinya faktor bahan-bahan pokok, terutama makanan," tuturnya.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi pada Oktober 2011 tercatat sebesar -0,12%, sedangkan pada 2009 dan 2010 terjadi inflasi sebesar 0,19% dan 0,06%.Adapun inflasi November dan Desember 2012 diproyeksi agak tinggi. Namun, menurut Bambang, tidak ada lonjakan luar biasa yang mempengaruhi inflasi pada 2 bulan terakhir tahun ini."Sesuai polanya lah, sehingga target inflasi di bawah 5% masih mungkin tercapai sampai akhir tahun. Sampai akhir tahun saya melihat prospeknya 4,4%-4,7% ya kira-kira," tuturnya.Hingga Januari-September 2012 terbentuk inflasi tahun kalender sebesar 3,49%. Sedangkan inflasi year-on-year hingga September 2012 tercatat sebesar 4,31%.Menurutnya, rencana penaikan tarif tenaga listrik sebesar rata-rata 15% pada 2013 tidak menimbulkan ekspektasi inflasi (expected inflation) sebagaimana yang dipicu oleh bergulirnya spekulasi penaikan harga BBM bersubsidi."TTL kan tidak langsung di-pass through ke konsumen," ujarnya.Bambang menuturkan dampak inflasi dari penaikan TTL relatif kecil, yakni sebesar 0,2%-0,3% pada 2013. Kontribusi inflasi akibat penaikan TTL, tambahnya, sudah masuk dalam perhitungan target inflasi sebesar 4,9% dalam APBN 2013.Pada kesempatan terpisah, Kepala BPS Suryamin mengungkapkan Oktober tahun ini terjadi inflasi. Hal ini berbeda dengan tahun lalu yang pada Oktober tercatat deflasi 0,12%. Namun, Suryamin menegaskan terbentuknya inflasi pada Oktober tidak perlu dikhawatirkan."Tapi ya masih terkontrol, biasalah naik turun. Kalau dengan tahun lalu pada bulan yang sama, ini fluktuasinya normal," ungkapnya. (bas)(depkeu.go.id) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Diena Lestari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper