JAKARTA: Perusahaan Daerah Air Minum Jakarta Raya tetap melanjutkan renegosiasi kontrak kerja samanya dengan PT PAM Lyonnase Jaya dan PT Aetra Air Jakarta, yang ditargetkan rampung pada April 2012 untuk mencegah terjadinya kerugian yang lebih besar.Dirut Perusahaan Daerah Air Minum Jakarta Raya (PAM Jaya) Sri Widiyanto Kaderi mengatakan pihaknya melanjutkan tahap peninjauan pasal yang sudah dirintis dirut lama, Maurtitz Napitupulu, untuk mencapai kesepakatan yang lebih baik."Dirut yang lama sudah melakukan proses renegosiasi tersebut. Sekarang, kami tinggal melanjutkan dan menyelesaikan proses renegosiasi yang sudah dimulai dengan perbaikan pasal-pasal secara mendetail," katanya di Jakarta hari ini, Kamis, 5 Januari 2012.Dia menegaskan pergantian direksi PAM Jaya tidak akan menghambat proses renegosiasi kontrak kerja sama atau rebalancing contract dengan PT PAM Lyonnase Jaya (Palyja) dan PT Aetra Air Jakarta (Aetra) karena sudah menjadi program badan usaha milik Pemprov DKI itu.Sebab, lanjutnya, manajemen PAM Jaya dalam upaya meningkatkan kinerja pelayanan air minum di Ibu Kota telah melakukan identifikasi seluruh isu besar yang antara lain terkait dengan temuan Badan Pemeriksa Keuangan pada 2008, temuan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan pada 2010.Lembaga pemeriksa keuangan tersebut mengidentifikasi mengenai tingkat pengembalian investasi dalam kontrak kerja sama dengan Palyja dan Aetra yang terlalu tinggi, masalah pencatatan aset dan perbaikan akuntansi.Menurut dia, temuan BPK dan BPKP menjadi salah satu bahan renegosiasi kerja sama dengan mitra swasta yang selama ini belum pernah dikomunikasikan. "Renegosiasi untuk rebalancing kontrak akan secepatnya diselesaikan untuk meminimalisasi kerugian," ujarnya. Sri mengatakan proses renegosiasi kontrak kerja sama dengan Aetra, operator air bersih di wilayah timur Jakarta, sudah mencapai kemajuan yang menggembirakan sehingga dapat ditandatangani secepatnya pada Maret atau awal April 2012.Menurutnya, renegosiasi kontrak kerja dengan Palyja belum bisa dilakukan karena ada beberapa kendala terkait dengan kesulitan operator air bersih di wilayah barat Jakarta untuk mendapatkan air baku."Sumber air baku Palyja berasal dari bendungan Jatiluhur yang dipompakan melalui pompa Cawang milik Perum Jasa Tirta II dan air curah dari PAM Tangerang sehingga mengambil porsi hingga 30% dari operating expenditure," katanya.Sementara itu, Dirut Aetra Muhamad Selim menyatakan setuju dilakukan renegosiasi dengan menawarkan konsep master plan yang menguntungkan DAM Jaya antara lain dapat menekan short fall periode 2011-2016 yang harus dibayar Rp31,42 triliun menjadi hanya Rp17,66 triliun."Dengan demikian PDAM Jaya akan menerima benefit Rp13,76 triliun dari penerapan konsep master plan Aetra, yang seluruhnya dikembalikan kepada pelanggan, antara lain untuk meningkatkan kualitas pelayanan," ujarnya. (LN)
PDAM Jaya lanjutkan renegosiasi dengan Lyonnase dan Aetra
JAKARTA: Perusahaan Daerah Air Minum Jakarta Raya tetap melanjutkan renegosiasi kontrak kerja samanya dengan PT PAM Lyonnase Jaya dan PT Aetra Air Jakarta, yang ditargetkan rampung pada April 2012 untuk mencegah terjadinya kerugian yang lebih besar.Dirut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Sekretariat Redaksi
Editor : Annisa Sulistyo Rini
Topik
Konten Premium