Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jurus Jaga Laju Pertumbuhan Ekonomi 5% Ala Kadin

Kadin menilai target pertumbuhan ekonomi 5% secara tahunan harus dibarengi dengan sejumlah langkah strategis.
Kendaraan melintas dengan latar belakang jajaran gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (1/3/2025). Pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2025 akan mencapai 5%, terutama didorong oleh momen Ramadan dan Lebaran. / Bisnis-Abdurachman
Kendaraan melintas dengan latar belakang jajaran gedung bertingkat di Jakarta, Sabtu (1/3/2025). Pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2025 akan mencapai 5%, terutama didorong oleh momen Ramadan dan Lebaran. / Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2025 yang mencapai 5,12% (year-on-year/yoy) dapat memicu optimisme dunia usaha. 

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian Saleh Husin mengatakan, target pertumbuhan ekonomi 5% secara tahunan tampak realistis. Namun, harus dibarengi dengan sejumlah langkah strategis. 

"Untuk menjaganya hingga akhir tahun, dibutuhkan konsistensi dalam menjaga stabilitas harga, mempercepat realisasi belanja pemerintah," kata Saleh kepada Bisnis, Selasa (5/8/2024). 

Tak hanya itu, pemerintah juga mesti memastikan kelancaran arus barang dan logistik, terutama menjelang akhir tahun yang biasanya merupakan momentum peningkatan aktivitas ekonomi.

Menurut Saleh, pertumbuhan ekonomi ini juga menunjukkan adanya resiliensi struktural dan ketahanan sektor-sektor utama. Meskipun, permintaan domestik belum sepenuhnya pulih yang terlihat dari konsumsi rumah tangga di bawah rata-rata historis dan konsumsi pemerintah yang terkontraksi. 

Untuk itu, dia menyebut, pelaku usaha membutuhkan dukungan kebijakan yang konkret dan tepat sasaran. Pertama, kepastian dan simplifikasi regulasi, terutama yang berkaitan dengan investasi, perizinan, dan pengadaan. 

"Kepastian ini krusial untuk mendorong keputusan ekspansi atau produksi jangka pendek," imbuhnya. 

Kedua, stimulasi permintaan domestik, baik melalui percepatan program bantuan sosial, insentif fiskal untuk kelompok menengah-bawah, maupun penguatan belanja pemerintah yang bersifat produktif dan berorientasi ke dalam negeri. 

Ketiga, akses pembiayaan yang lebih murah dan fleksibel, khususnya bagi sektor UMKM dan sektor padat karya yang menjadi motor pemulihan konsumsi dan tenaga kerja. 

Keempat, peningkatan konektivitas logistik dan rantai pasok, terutama untuk industri yang tergantung pada bahan baku impor atau pengiriman antarwilayah. 

"Dengan ekosistem yang mendukung ini, pelaku usaha dapat memaksimalkan momentum pertumbuhan yang sudah mulai terbentuk sejak awal tahun," jelasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro