Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Jepang Dorong Asean Perkuat Daya Saing di Tengah Dampak Tarif Trump

Federasi Kamar Dagang Jepang mendorong Asean memperkuat daya saing melalui investasi berkelanjutan, ekonomi hijau, digitalisasi, dan pengembangan SDM.
Federasi Kamar Dagang dan Industri Jepang di Asean (FJCCIA) menggelar dialog dengan Sekretaris Jenderal Asean Kao Kim Hourn dalam Dialog Tahunan ke-17 di Jakarta, Selasa (29/7/2025)./Bisnis-Lorenzo Anugrah Mahardhika
Federasi Kamar Dagang dan Industri Jepang di Asean (FJCCIA) menggelar dialog dengan Sekretaris Jenderal Asean Kao Kim Hourn dalam Dialog Tahunan ke-17 di Jakarta, Selasa (29/7/2025)./Bisnis-Lorenzo Anugrah Mahardhika

Bisnis.com, JAKARTA – Federasi Kamar Dagang dan Industri Jepang di Asean (FJCCIA) memberikan sejumlah rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan perekonomian negara-negara Asia Tenggara di tengah meningkatnya ketidakpastian akibat kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump.

Chairman FJCCIA, Koichi Wakabayashi menuturkan, negara-negara di Asia Tenggara perlu merespons perubahan kondisi lingkungan global yang cepat dan Kompleks dengan optimal.

Dia menjelaskan, tantangan terbaru terhadap rezim perdagangan bebas, seperti proteksionisme dan hubungan dagang yang bersifat resiprokal, mulai membentuk ulang rantai pasok dan meningkatkan ketidakpastian. Perkembangan ini tidak hanya memengaruhi arus perdagangan, tetapi juga mengubah pola investasi dan strategi bisnis.

Dia menilai bahwa peningkatan arus investasi saja tidak cukup untuk membantu Asean keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap).

"Sebaliknya, kami (FJCCIA) menilai investasi yang mencakup alih teknologi dan transfer pengetahuan dipandang sebagai faktor penting bagi pembangunan yang berkelanjutan," kata Wakabayashi dalam Dialog Tahunan ke-17 FJCCIA dengan Sekretaris Jenderal Asean, Kao Kim Hourn pada Selasa (29/7/2025) di Sekretariat Asean, Jakarta.

Seiring dengan hal tersebut, FJCCIA pun mengusulkan sejumlah langkah atau kebijakan yang dapat dilakukan negara-negara Asean untuk meningkatkan daya saingnya dalam perekonomian internasional.

Wakabayashi menjelaskan, usulan FJCCIA terdiri atas empat pilar utama. Pertama adalah rantai pasok yang tangguh. FJCCIA mengusulkan langkah-langkah untuk meliberalisasi perdagangan dan investasi, mencegah praktik perdagangan ilegal, serta meningkatkan prosedur logistik dan kepabeanan.

Dia menjelaskan, di tengah meningkatnya hubungan dagang yang bersifat resiprokal, penting untuk mendukung pemasok lokal dalam meningkatkan kapabilitas teknis dan memperbesar kandungan lokal.

"Konektivitas perdagangan juga harus dijaga melalui harmonisasi standar dan sistem logistik yang efisien," kata Wakabayashi.

Pilar kedua adalah ekonomi hijau dan keberlanjutan. Dia menjelaskan, transformasi hijau (green transformation/GX) adalah tren yang tidak dapat dibalikkan. FJCCIA mendorong Asean untuk menetapkan standar lingkungan yang jelas, mengkaji skema insentif, serta mekanisme harga karbon guna mempercepat investasi hijau.

Wakabayashi menjelaskan, perusahaan Jepang kini telah masuk ke sektor infrastruktur energi hijau dan daur ulang. Meski demikian, dia mengatakan kerangka regulasi seperti Direct Power Purchase Agreement (DPPA) dan Extended Producer Responsibility (EPR) masih perlu distabilkan.

Pilar ketiga adalah ekonomi digital, inovasi, dan teknologi baru. Dia menuturkan, usulan ini menekankan pentingnya perlindungan kekayaan intelektual dalam transaksi e-commerce serta tata kelola data yang kuat.

"Seiring percepatan transformasi digital, sistem yang aman dan transparan sangat penting untuk mendukung inovasi dan membangun kepercayaan," ujar Wakabayashi.

Terakhir, adalah Asean yang inklusif. Wakabayashi mengatakan, pihaknya mendorong pengembangan dan penempatan strategis sumber daya manusia. Hal ini mencakup peningkatan mobilitas lintas batas, dukungan terhadap pendidikan dan pelatihan, serta memastikan talenta disalurkan ke posisi dan lokasi yang tepat di perusahaan-perusahaan Jepang.

"Kami berkomitmen untuk bekerja sama mengatasi tantangan kawasan dan memberikan kontribusi maksimal terhadap pertumbuhan Asean sebagai pusat ekonomi global," kata Wakabayashi.

Dia melanjutkan, perusahaan-perusahaan Jepang telah berinvestasi di kawasan Asean selama lebih dari lima dekade. Investasi itu tidak hanya dilakukan dengan menyuntikkan modal, tetapi juga keahlian, inovasi, dan pengembangan sumber daya manusia.

Wakabayashi menuturkan, perusahaan Jepang menawarkan dua jenis nilai tambah strategis bagi kawasan. Pertama, pengembangan sumber daya manusia untuk sektor dengan risiko tinggi serta dukungan terhadap industri pendukung.

"Kedua, kami juga mendorong pertumbuhan industri bernilai tambah tinggi di kawasan Asean," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro