Bisnis.com, JAKARTA — PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) telah memasang ribuan CCTV di seluruh layanan Whoosh.
GM Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunisa mengatakan terdapat 1.846 CCTV yang terpasang mulai dari stasiun, rangkaian, jalur, hingga depo. Tujuannya, memantau setiap pergerakan penumpang, perjalanan Whoosh, dan berbagai objek asing yang mungkin mengganggu keamanan dan keselamatan perjalanan.
Melalui rekaman CCTV, diketahui tindakan pencurian fasilitas Whoosh oleh oknum penumpang yang dengan sengaja melepas dan membawa bantal kepala dari kursi kereta Whoosh.
"KCIC mengecam keras tindakan pencurian fasilitas Whoosh. Pelaku dapat teridentifikasi dan saat ini telah diamankan oleh pihak Kepolisian," kata Anne dalam siaran pers, dikutip Rabu (23/7/2025).
Dia menjelaskan kejadian terjadi pada Sabtu, 19 Juli 2025 pada Whoosh G1063 keberangkatan Stasiun Halim. Setelah didapati adanya laporan kehilangan bantal pada kursi 8D dan 8F pada Kereta nomor 4, KCIC langsung membuka rekaman CCTV yang terpasang di rangkaian Whoosh. Total terdapat 44 CCTV yang merekam setiap sisi kereta demi alasan keamanan dan keselamatan perjalanan.
Berdasarkan rekaman terlihat ada seorang penumpang melepas bantal dari kursi 8D dan 8F tersebut dan memasukkannya ke dalam tas miliknya. Pengecekan dilanjutkan pada CCTV yang terpasang di berbagai titik stasiun Whoosh.
Baca Juga
Anne melanjutkan terlihat pada pukul 21.00 pelaku melakukan gate in di Gate 1 Stasiun Halim, dan dari situlah diketahui data tiket serta identitas pelaku pencuri bantal.
KCIC mengimbau kepada seluruh pengguna Whoosh agar tidak melakukan tindakan perusakan, pencurian dan hal lain yang melanggar aturan, karena setiap kejadian dapat terungkap melalui pembuktian CCTV.
Adapun tindakan melepas atau membawa fasilitas kereta seperti bantal kepala tidak hanya merusak properti publik, tetapi juga mengurangi kenyamanan penumpang lain serta menimbulkan kerugian finansial.
Untuk setiap penggantian unit bantal dan perawatan kursi akibat kerusakan tersebut, KCIC harus mengalokasikan kembali anggaran operasional yang seharusnya digunakan untuk peningkatan layanan.
"Perilaku tidak bertanggung jawab berupa perusakan dan pencurian fasilitas publik merugikan banyak pihak," ujarnya.