Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Kurangi Impor Batu Bara, Indonesia Paling Terimbas

Impor batu bara China anjlok pada Juni 2025, utamanya disebabkan turunnya pembelian batu bara dari Indonesia.
Aktivitas tambang batu bara di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan. - Bisnis/Husnul Iga Puspita
Aktivitas tambang batu bara di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan. - Bisnis/Husnul Iga Puspita

Bisnis.com, JAKARTA - Impor batu bara Indonesia oleh China pada Juni 2025 anjlok 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Melansir Bloomberg, Rabu (23/7/2025), pembelian batu bara oleh China pada Juni 2025 secara keseluruhan mengalami penurunan signifikan hingga 26% year-on-year (yoy) menjadi 33 juta ton, angka terendah sejak Februari 2023.

Penurunan ini utamanya disebabkan oleh anjloknya impor dari Indonesia sebesar 30% yoy, yang pengirimannya mencakup proporsi yang lebih tinggi dari lignit berkalori rendah.

Data Bea Cukai China/Bloomberg
Data Bea Cukai China/Bloomberg

Meskipun pemangkasan kebutuhan impor turut didorong oleh produksi batu bara dalam negeri China yang mencapai rekor, besarnya penurunan ini tetap mencolok mengingat permintaan listrik untuk pendingin udara biasanya meningkat pada periode Juni.

Selain itu, angka impor tersebut sudah mencakup pembelian batu bara untuk produksi baja yang relatif stabil. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat penurunan permintaan yang lebih tajam terhadap batu bara yang digunakan untuk pembangkit listrik.

"Impor kemungkinan akan terus menurun karena pembangkit listrik China harus memprioritaskan komitmen perdagangan jangka panjang dengan penambang domestik,” kata lembaga pemantau harga lokal cqcoal.com, yang menyebut adopsi energi terbarukan yang lebih cepat dan melemahnya permintaan industri sebagai faktor penekan harga.

Hal ini menjadi masalah bagi para eksportir batu bara Indonesia. Dalam 3 tahun terakhir, China telah meningkatkan impor lignit atau batu bara kalori rendah dari Indonesia dengan mencampurkannya dengan batu bara kualitas lebih tinggi untuk digunakan di pembangkit listrik. Namun, anjloknya harga batu bara domestik China ke level terendah dalam 4 tahun terakhir membuat perusahaan utilitas dapat memperoleh pasokan berkualitas lebih baik dengan harga lebih murah.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga sedang mempertimbangkan pengenaan pungutan bea keluar untuk batu bara. Hal ini dinilai akan semakin mengurangi daya tarik batu bara Indonesia bagi pembeli di China.

Mungkin akan ada sedikit angin segar atas kondisi oversupply di China. Pemerintah China telah memperingatkan bahwa mereka mungkin akan menutup tambang batu bara yang melebihi batas produksi yang diizinkan, menunjukkan bahwa regulator serius dalam mengendalikan kelebihan kapasitas di berbagai industri.

Sementara itu, impor batu bara kokas oleh China untuk industri baja turun 7,7% yoy menjadi 9,1 juta ton, meskipun angka tersebut 23% lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Dengan adanya gangguan pengiriman batu bara Australia karena cuaca, permintaan yang relatif stabil menguntungkan pemasok batu bara berkualitas tinggi lainnya bagi China, terutama Mongolia dan Kanada.

Prospek industri baja China yang terpuruk masih belum menentu. Meskipun margin di pabrik baja telah membaik, yang mendongkrak konsumsi bahan baku seperti bijih besi dan batu bara, upaya pemerintah China untuk mengurangi kapasitas produksi baja pada akhirnya akan melemahkan pasar bahan baku untuk tungku baja.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro