Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) mengungkap potensi produk kendaraan dan komponen otomotif Indonesia bersaing langsung dengan Jepang di pasar Amerika Serikat (AS) setelah tarif diresmikan.
Adapun, Indonesia dikenakan tarif bea masuk ke AS sebesar 19% sama dengan Filipina. Sementara, tarif produk Jepang ke AS hanya 15%.
Sekjen GIAMM Rachmad Basuki mengatakan Filipina tidak menjadi kompetitor langsung untuk produk kendaraan dan komponen di AS. Sebab, negara tersebut juga merupakan pengimpor dan produksi kendaraannya pun masih minim.
"Sedangkan untuk Jepang mesti hati-hati, karena selama ini ekspor Indonesia ke AS sebagian besar dilakukan oleh perusahaan-perusahaan joint venture Jepang," kata Rachmad kepada Bisnis, Rabu (23/7/2025).
Menurut Rachmad, jika dilihat dari jenis part atau komponen yang diekspor oleh Jepang dan Indonesia ke AS juga cukup berbeda. Namun, dia tak memberikan rinci perbedaan komponen yang diekspor secara spesifik.
Tak hanya itu, meskipun tarif RI lebih mahal 4% dari Jepang, produksi dari Negeri Sakura tersebut tetap lebih mahal karena biaya tenaga kerja di Jepang yang cukup mahal.
Baca Juga
"Jadi secara keseluruhan mestinya komponen otomotive Indonesia tetap competitive," imbuhnya.
Adapun, ekspor komponen otomotif dari Indonesia ke AS berkisar US$1 miliar pada 2024. Rachmad menilai jika terjadi penurunan ekspor karena tarif bea masuk ke AS yang mahal, bukan berarti Indonesia kalah bersaing dengan Jepang.
"Bukan berarti kita kalah bersaing, itu karena disebabkan oleh demand AS sendiri yang cenderung turun karena inlasi yang naik gara-gara harga ke konsumen ada tambahan tarif," tuturnya.
Namun, dia optimistis pasar AS akan tetap menjadi yang terbesar kedua untuk produk otomotif setelah China. Untuk itu, pengusaha otomotif akan terus berupaya melakukan penetrasi dan memperluas pasar di AS.
Di sisi lain, GIAMM juga akan mencari peluang pasar baru seperti Amerika Latin, khususnya Meksiko dan Brasil, kemudian negara-negara lain yang pasar otomotifnya cukup besar seperti Timur Tengah hingga Afrika. Saat ini industri part/komponen Indonesia sudah ekspor ke 153 negara.
"Negara-negara lain yang pasar otomotif nya cukup besar, Midle East, beberapa negara Afrika seperti Afrika selatan, Nigeria dan tentunya EU (IEU-CEPA) dan negara-negara BRICS," pungkasnya.