Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan rencana Indonesia untuk mengekspor produk unggas ke Amerika Serikat (AS) tidak terdampak kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Suganda menyampaikan, jumlah komoditas unggas yang rencananya bakal di ekspor ke Negeri Paman Sam cukup kecil sehingga dia meyakini kebijakan ini tidak akan menimbulkan dampak berarti bagi Indonesia.
“Ya sementara ini mungkin masih belum ya, cukup kecil untuk [ekspor] komoditas unggas ke Amerika,” kata Agung kepada awak media di Cikarang, Jawa Barat, Senin (14/7/2025).
Agung menuturkan, Indonesia memang telah menjajaki ekspor telur ke AS. Kendati begitu, pengiriman telur ke AS membutuhkan waktu yang lama, yakni lebih dari 45 hari. Untuk itu, dia menyebut bahwa telur-telur yang nantinya akan diekspor harus memiliki kualitas yang baik.
“Jangan sampai ada sedikit retak karena nanti akan merusak kualitasnya,” ujarnya.
Sejauh ini, Agung menyebut bahwa Indonesia telah mengekspor komoditas telur ke sejumlah negara seperti Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait, Bahrain, Singapura, dan negara-negara Asia lainnya. Untuk itu, dia mengatakan bahwa Indonesia akan fokus pada negara-negara existing untuk mengekspor produk unggas, baik telur maupun daging ayam.
Baca Juga
Untuk diketahui, produksi telur ayam ras sepanjang 2025 diperkirakan sebanyak 6,47 juta ton. Neraca pangan ini belum memasukkan rencana impor maupun ekspor telur ayam ras sepanjang Januari-Desember 2025 sehingga total ketersediaan telur ayam ras mencapai 6,5 juta ton.
Jika dirinci lebih jauh, kebutuhan tahunan mencapai 6,22 juta ton, kebutuhan bulanan mencapai 518.627 ton, dan 17.051 ton telur ayam ras merupakan kebutuhan harian. Dengan demikian, stok akhir telur ayam ras yang dimiliki sebanyak 284.884 ton pada tahun ini.
Dalam catatan Bisnis, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan pemerintah tertarik untuk membuka keran ekspor telur ayam. Hal tersebut seiring dengan surplusnya produksi telur dan ayam dalam negeri.
Namun, pemerintah tetap mengutamakan kebutuhan dalam negeri salah satunya dalam mendukung program makan bergizi gratis.
“Kita tertarik [ekspor telur ayam], tetapi kita penuhi dulu kebutuhan dalam negeri karena ada pangan bergizi [MBG] dulu. Tetapi kalau [telur ayam ras] berlebih, kita akan ekspor,” ucapnya saat ditemui di Kompleks Senayan, Jakarta, Kamis (6/3/2025).