Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korsel Lobi Perpanjangan Deadline Tarif Trump, Tawarkan Kerja Sama Industri

Korsel dan AS tengah membahas kemungkinan perpanjangan deadline negosiasi dagang yang berakhir pada 9 Juli.
Layar menampilkan Indeks Kospi dan nilai tukar antara won Korea Selatan dengan dolar AS di dalam ruang perdagangan di Hana Bank di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 2 Januari 2025./Bloomberg-SeongJoon Cho
Layar menampilkan Indeks Kospi dan nilai tukar antara won Korea Selatan dengan dolar AS di dalam ruang perdagangan di Hana Bank di Seoul, Korea Selatan, Kamis, 2 Januari 2025./Bloomberg-SeongJoon Cho

Bisnis.com, JAKARTA — Korea Selatan dan Amerika Serikat tengah membahas kemungkinan perpanjangan tenggat waktu negosiasi dagang yang berakhir pada 9 Juli, dalam upaya terakhir untuk menghindari pemberlakuan tarif besar-besaran oleh Presiden AS Donald Trump.

Melansir Bloomberg pada Senin (7/7/2025) Menteri Perdagangan Korea Selatan Yeo Han-koo bertemu dengan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer pada Sabtu (5/7/2025) waktu setempatdi Washington. 

Menurut pernyataan resmi Kementerian Perindustrian Korea Selatan, dalam pertemuan tersebut, Yeo mengusulkan kemitraan manufaktur serta meminta penghapusan atau pengurangan tarif atas sejumlah produk seperti mobil dan baja.

Sebagai langkah terakhir untuk menghindari dampak tarif, Yeo menyampaikan kerangka kerja sama manufaktur yang saling menguntungkan guna memperkuat rantai pasok industri kedua negara. Dia juga menekankan bahwa kesepakatan akhir harus mencakup penghapusan atau pembatasan tarif atas mobil, baja, dan sejumlah produk lainnya.

“Kedua pihak sepakat bahwa mereka telah melakukan negosiasi secara itikad baik selama sebulan sejak pemerintahan baru Korea Selatan dilantik, dan perlu ada upaya lebih lanjut untuk memperkecil perbedaan,” demikian kutipan pernyataan resmi tersebut, seraya menambahkan bahwa pembahasan soal perpanjangan tenggat juga menjadi agenda.

Pertemuan itu digelar hanya beberapa hari menjelang batas waktu pemberlakuan kembali tarif tinggi dari AS, yang sebelumnya sempat ditangguhkan sejak April. Trump menyatakan AS akan mengirim surat kepada negara-negara mitra dagang dengan rincian tarif unilateral yang mulai berlaku 1 Agustus 2025.

Korea Selatan merupakan sekutu utama AS dan pusat manufaktur global untuk mobil, semikonduktor, dan baterai. 

Penerapan tarif 25% secara menyeluruh akan menjadi pukulan tambahan bagi ekonomi Korea Selatan, yang sudah terdampak oleh lemahnya konsumsi domestik. Bank sentral negeri ginseng itu bahkan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 menjadi 0,8% dari sebelumnya 1,5%.

Adapun, pertemuan pada Sabtu lalu merupakan kunjungan kedua Yeo ke AS dalam sepekan terakhir, menandakan bahwa Seoul tengah mempercepat upaya mengejar ketertinggalan dalam negosiasi setelah Presiden Lee Jae Myung memenangkan pemilu kilat bulan lalu, menggantikan Yoon Suk Yeol yang dilengserkan. 

Yoon sebelumnya memicu krisis politik terburuk dalam beberapa dekade usai menerbitkan dekrit darurat militer di akhir 2024.

Penasihat keamanan nasional Presiden Lee, Wi Sung-lac, juga berangkat ke Washington pada Minggu untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, yang merangkap sebagai penjabat penasihat keamanan nasional. Dalam keterangannya sebelum berangkat, 

Wi menyatakan perlu meningkatkan keterlibatan karena negosiasi telah memasuki fase kritis. Dia juga berencana mengatur pertemuan puncak pertama antara Presiden Lee dan Trump serta membahas isu keamanan dan kerja sama bilateral lainnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper