Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surplus Neraca Perdagangan April 2025 Menyusut jadi US$160 Juta, Terendah sejak Mei 2020

BPS mencatat neraca perdagangan surplus US$160 juta per April 2025. Meskipun nilainya menyusut, terjadi surplus beruntun 60 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini. / Bisnis-Annasa Kamalina
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini. / Bisnis-Annasa Kamalina

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia mencapai surplus US$160 juta per April 2025.

Dengan demikian, Indonesia mencatatkan surplus selama 60 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjabarkan bahwa Indonesia mencatatkan ekspor senilai US$20,74 miliar atau naik 5,76% (year on year/YoY). Adapun, nilai impor mencapai US$20,59 miliar. Alhasil Indonesia mencatatkan surplus neraca dagang US$160 juta.

"Pada April 2025, neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar US$0,16 miliar dan neraca perdagangan indonesia telah mencatat surplus selama 60 bulan berturut turut sejak Mei 2020," ujar Pudji pada Senin (2/6/2025).

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) sempat merilis data neraca dagang April 2025 dalam laman resminya. Data terakhir yang diperbarui per tanggal 28 Mei 2025. 

Mengacu data Nilai Neraca Perdagangan di laman resmi BPS, seperti yang Bisnis lihat pada Kamis (29/5/2025), BPS mempublikasikan data tersebut bersama sejumlah data impor, namun belum memperbarui data ekspor. 

Nilai neraca perdagangan April 2025 tersebut tercatat jauh lebih rendah dari Maret 2025 yang senilai US$4,33 miliar. 

Bahkan, capaian April 2025—yang bertepatan dengan masa awal pengumuman tarif resiprokal dan tarif universal dari Presiden AS Donald Trump—merupakan surplus paling rendah dalam tren 60 bulan terakhir. 

Dari data yang tersedia, nilai impor tercatat di angka US$20,59 miliar, namun nilai ekspor April 2025 belum dipublikasikan oleh BPS. Menghitung angka dari neraca dagang dan nilai impor, artinya ekspor berada di angka sekitar US$20,74 miliar. 

Berdasarkan konsensus proyeksi 22 ekonom yang dihimpun Bloomberg, nilai tengah (median) surplus neraca perdagangan pada April 2025 diproyeksikan sebesar US$2,85 miliar.

Hanya saja, jumlah tersebut lebih rendah dari realisasi neraca dagang bulan sebelumnya atau pada Maret 2025 senilai US$4,33 miliar.

Estimasi tertinggi dikeluarkan oleh ekonom Standard Chartered Bank Aldian Taloputra dengan nominal US$4,69 miliar. Sebaliknya, estimasi terendah diberikan oleh ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail Zaini dengan angka US$4 juta.

Adapun Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Andry Asmoro memproyeksikan surplus dagang mencapai US$2,7 miliar pada April 2025, menurun dari realisasi US$4,33 miliar pada bulan sebelumnya.

Asmo mengungkapkan penurunan surplus dagang tersebut sejalan. Dengan moderasi ekspor akibat penurunan harga komoditas.

"Namun demikian, kami masih memperkirakan bahwa antisipasi pelaku usaha terhadap penundaan tarif resiprokal pada April diperkirakan menjadi faktor utama yang mendorong ekspor tetap tumbuh positif," jelas Asmo dalam keterangannya, dikutip Minggu (1/6/2025).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper