Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uni Eropa Kebut Negosiasi Tarif dengan AS

Trump memperpanjang batas waktu pengenaan tarif 50% lebih untuk UE hingga 9 Juli untuk memungkinkan lebih banyak negosiasi.
Bendera Uni Eropa (UE) berkibar di dekat gedung Majelis Nasional di Paris, Prancis, Selasa (9/7/2024). Bloomberg/Nathan Laine
Bendera Uni Eropa (UE) berkibar di dekat gedung Majelis Nasional di Paris, Prancis, Selasa (9/7/2024). Bloomberg/Nathan Laine

Bisnis.com, JAKARTA - Uni Eropa (UE) setuju untuk mempercepat negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) untuk menghindari perang dagang transatlantik. 

Sikap tersebut menandakan pendekatan yang lebih bersahabat beberapa hari setelah Presiden Donald Trump mengkritik blok tersebut karena memanfaatkan AS dan memperlambat perundingan. 

Melansir Bloomberg pada Selama (27/5/2025), juru bicara Komisi Eropa Paula Pinho mengatakan saat ini ada dorongan baru untuk negosiasi dengan AS setelah Presiden Komisi Ursula von der Leyen berbicara dengan Trump melalui telepon. 

"Mereka sepakat untuk mempercepat negosiasi perdagangan dan tetap berhubungan erat," kata Pinho.

Setelah panggilan telepon tersebut, Trump memperpanjang batas waktu untuk memukul UE dengan tarif 50% lebih dari sebulan hingga 9 Juli untuk memungkinkan lebih banyak negosiasi. 

Kepala perdagangan Uni Eropa Maros Sefcovic diperkirakan akan berbicara dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick pada Senin (26/5/2025) waktu setempat. Para duta besar Uni Eropa juga dijadwalkan mengadakan pertemuan mendadak pada hari yang sama untuk membahas perkembangan terbaru dengan komisi tersebut.

Pembicaraan sejauh ini telah dipenuhi dengan banyak masalah, tanpa jalan yang jelas untuk menemukan jalan tengah yang akan menenangkan keduanya. Pihak Eropa mengeluhkan bahwa tidak jelas apa yang diinginkan AS atau bahkan siapa yang berbicara atas nama presiden Amerika.

Sementara itu, AS mengatakan bahwa UE secara tidak adil menargetkan perusahaan-perusahaan AS dengan tuntutan hukum dan peraturan.

Ancaman tarif 50% Trump akan berdampak pada perdagangan barang AS-UE senilai US$321 miliar, menurunkan produk domestik bruto AS hingga mendekati 0,6% dan menaikkan harga lebih dari 0,3%, menurut perhitungan Bloomberg Economics.

Setelah pertukaran dokumen awal, AS minggu lalu menolak proposal yang dikirim oleh komisi tersebut, yang menangani masalah perdagangan atas nama 27 negara anggota UE. 

UE telah menawarkan untuk bersama-sama menghapus tarif atas barang-barang industri, untuk meningkatkan akses bagi beberapa produk pertanian Amerika dan untuk bersama-sama mengembangkan pusat data AI.

Meski Uni Eropa mengatakan prioritasnya adalah menemukan solusi yang dinegosiasikan dengan AS, blok negara itu juga telah bersiap untuk membalas jika perlu.

UE telah menyetujui tarif atas barang-barang AS senilai €21 miliar ($23,9 miliar) sebagai tanggapan atas pungutan logam Trump yang dapat segera diterapkan. Tarif tersebut menargetkan negara-negara bagian Amerika yang sensitif secara politik dan mencakup produk-produk seperti kacang kedelai dari Louisiana, tempat asal Ketua DPR Mike Johnson, serta produk-produk pertanian, unggas, dan sepeda motor.

Blok tersebut juga sedang mempersiapkan daftar tarif tambahan atas produk-produk Amerika senilai €95 miliar. Langkah-langkah tersebut, yang merupakan tanggapan atas pungutan timbal balik Trump dan bea masuk otomotif, akan menargetkan barang-barang industri termasuk pesawat Boeing Co., mobil buatan AS, dan bourbon.

Beberapa negara anggota telah mendesak agar kepala tetap dingin saat batas waktu tarif semakin dekat. Menteri Ekonomi Jerman Katherina Reiche mengatakan UE dan AS perlu tenang menjelang perundingan. "Kita perlu menemukan titik temu. Itu harus menjadi tujuannya," kata Reiche pada acara Handelsblatt di Heilbronn pada Senin. 

Pada saat yang sama, dia mengatakan AS harus memahami bahwa tarif juga merugikan mereka. Reiche mengatakan, masih ada enam minggu tersisa untuk menemukan solusi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper