Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Defisit Transaksi Berjalan RI Susut Jadi US$0,2 Miliar per Kuartal I/2025

Defisit transaksi berjalan RI terus turun dari kuartal IV/2024 yang mencapai US$1,1 miliar dan kuartal III/2024 di level US$2 miliar.
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (7/5/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (7/5/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan atau current account deficit/CAD melanjutkan tren penyusutan ke angka US$0,2 miliar pada kuartal I/2025.  

Membandingkan dengan dua kuartal terakhir, pada kuartal IV/2024 CAD tercatat senilai US$1,1 miliar sementara pada kuartal III/2024 di level US$2 miliar.  

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyampaikan posisi defisit yang mencakup 0,1% dari produk domestik bruto (PDB) atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang sebesar 0,3% dari PDB akibat surplus perdagangan barang yang meningkat.  

“Surplus neraca perdagangan barang meningkat, terutama disumbang oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (22/5/2025).  

Pada dasarnya, CAD adalah pengukuran perdagangan suatu negara di mana nilai barang dan jasa yang diimpor melebihi nilai produk yang diekspor. 

Dalam hal ini, terjadi kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas akibat ekspor nonmigas menurun seiring dengan perlambatan ekonomi global dan harga komoditas sementara impor nonmigas turun lebih dalam khususnya pada kelompok bahan baku dan penolong.  

Melihat sisi lain, defisit neraca jasa meningkat dipengaruhi penurunan surplus jasa perjalanan (travel) sejalan dengan penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.  

Denny menyampaikan untuk defisit neraca pendapatan primer juga meningkat dipengaruhi oleh kenaikan pembayaran imbal hasil investasi portofolio. 

Lebih lanjut Denny menyampaikan untuk kinerja transaksi modal dan finansial tetap terkendali dengan pencapaian defisit US$0,3 miliar, meski di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat.  

Investasi langsung tetap membukukan surplus sebagai cerminan dari persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian dan iklim investasi domestik yang tetap terjaga. Investasi portofolio juga meningkat, terutama dipengaruhi aliran masuk modal asing pada surat utang domestik.  

Sementara itu, investasi lainnya mencatat defisit dipengaruhi oleh penurunan penarikan pinjaman pemerintah dan swasta serta peningkatan investasi swasta pada beberapa instrumen finansial luar negeri. 

Dengan perkembangan tersebut, Denny menyampaikan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I/2025 mencatat defisit US$0,8 miliar dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2025 tercatat tetap tinggi sebesar US$157,1 miliar. 

Setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper