Bisnis.com, TANGERANG — PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengungkapkan biaya investasi mega proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban atau Kilang Tuban naik. Hal ini tak lepas dari perubahan nilai tukar dan proyek yang masuk jalan di tempat.
Direktur Utama PT KPI Taufik Adityawarman mengatakan, nilai investasi proyek Kilang Tuban kini berada di angka US$23 miliar atau setara Rp377,38 (asumsi kurs Rp16.408 per US$). Angka ini naik dari rencana awal yang senilai US$13,5 miliar atau Rp205,05 triliun.
"Proyeksi [investasi] pasti lebih, dampak time value of money, [menjadi] US$23 miliar," ucap taufik di sela-sela acara IPA Convex 2025 di Tangerang, Selasa (20/5/2025).
Megaproyek GRR Tuban di Jawa Timur saat ini masih mandek. Hal ini tak lepas dari keterlibatan perusahaan asal Rusia, Rosneft dalam proyek tersebut. Rusia selama ini masih mendapat sanksi dari negara-negara Barat imbas invasi ke Ukraina.
Taufik pun mengatakan saat ini pihaknya masih menggandeng Rosneft untuk menggarap proyek strategis nasional (PSN) itu.
Adapun progres proyek GRR Tuban sendiri saat ini masih dalam proses final investment decision (FID) dan paralel proses pengadaan engineering, procurement & construction (EPC).
Baca Juga
EPC adalah tahapan yang terdapat dalam proses perancangan sebuah sistem yang akan dibangun. Proses ini dilanjutkan dengan pengadaan yang kemudian membangun sistem yang sudah dirancang sebelumnya.
Taufik menuturkan, FID ditargetkan rampung pada kuartal IV/2025 mendatang.
"FID Rosneft itu kalau gak salah di kuartal IV ini rencananya selesai proses," ucapnya.
Sejatinya, target perampungan FID Kilang Tuban molor dari jadwal yang ditentukan sebelumnya. Pasalnya, KPI sebelumnya menargetkan FID bisa rampung pada kuartal I/2024.