Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Temukan Pohon Ajaib Penghasil Bioetanol, 5 Kali Lebih Besar dari Tebu

PT Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) mengungkapkan potensi pengembangan aren menjadi bioetanol.
Pertamax Green 95, bbm campuran bioetanol 5 persen, mulai dijual di sejumlah SPBU di Jakarta dan Surabaya/Bisnis-Nyoman Ary Wahyudi
Pertamax Green 95, bbm campuran bioetanol 5 persen, mulai dijual di sejumlah SPBU di Jakarta dan Surabaya/Bisnis-Nyoman Ary Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) mengungkapkan potensi pengembangan aren menjadi bioetanol untuk bahan bakar nabati (BBN).

Direktur Utama Pertamina NRE John Anis mengatakan, etanol yang dapat dihasilkan oleh pohon aren bisa lima kali lipat lebih besar dibandingkan tebu ataupun jagung.

Dia pun menyebut, saat ini terdapat 2 juta hektare lahan aren potensial yang dapat dikembangkan Tanah Air. Menurutnya, satu hektare lahan aren dapat menghasilkan 24.000 liter bioetanol per tahun.

"Jadi satu hektare secara kasar ada 24.000 liter bioetanol per tahun. Jadi kalau punya 1 juta hektare, 24 juta liter," kata John dalam diskusi 'Menanti Insentif Bioetanol Demi Swasembada Energi' di Jakarta, Jumat (16/5/2025).

John pun menuturkan, untuk tahap awal pihaknya melakukan pilot project pengembangan lahan aren di Tasik dan Garut, Jawa Barat. Dia memperhitungkan kebutuhan investasi awal untuk produksi 1.000 liter bioetanol dari pohon aren mencapai Rp15 miliar hingga Rp20 miliar.

Dia pun mengibaratkan aren sebagai pohon ajaib. Pasalnya, aren bisa tumbuh dalam kondisi lahan tak terurus.

"Aren ini suatu pohon yang ajaib. Kenapa ajaib? Karena ternyata kalau kita lihat, hampir di kebun-kebun yang tak terurus pun, mereka secara ini tumbuh sendiri. Apalagi kalau kita manajemen," katanya.

Lebih lanjut, John mengatakan, pihaknya bakal menggandeng masyarakat lokal dalam pengolahan aren. Ini demi memberikan kesejahteraan.

Hal itu juga diharapkan bisa memberi solusi atas tantangan yang saat ini ada, khususnya masalah regenerasi petani yang didominasi kalangan tua.

"Itu kami berharap jadi bergairah lagi dan bisa kesejahteraannya meningkat sehingga yang diharapkan sekarang yang di sana yang mau itu orang-orang tua saja yang muda-mudanya udah enggak mau," tutur John.

Dia menambahkan bahwa, secara jangka panjang pabrik-pabrik pengolahan akan dibangun di sekitar lahan aren. John juga menyebut potensi pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi pabrik.

"Jadi ini bener-bener selain pabriknya green, tapi juga mendukung nanti untuk mendukungnya ke swasembada energi. Karena lagi-lagi tadi kan potensinya luar biasa," jelas John.

Mandatory E5 Ditargetkan Berlaku Tahun Depan

Adapun, bioetanol diperlukan sebagai bahan campuran BBM. Saat ini, uji coba campuran bioetanol dengan BBM baru diterapkan pada Pertamax Green 95. BBM tersebut mengandung bioetanol 5% dan bensin 95%. Campuran ini juga disebut E5.

Dirjen Energi Baru dan Terbarukan, serta Konservasi Energi (EBTKE) ESDM Eniya Listiani Dewi menargetkan mandatory atau kewajiban penerapan E5 dilaksanakan pada 2026 mendatang. Dia mengatakan, saat ini pihaknya tengah menggodok beleid terkait mandatory E5 tersebut.

"Iya paling [mandatory E5 diterapkan] 2026, karena 2025 sudah setengah jalan," kata Eniya.

Kendati demikian, Eniya menyebut, mandatory E5 itu tidak akan langsung mencakup skala nasional. Menurutnya, pada tahap awal akan dilakukan di tingkat regional, yakni Pulau Jawa.

Dia menjelaskan, hal ini dilakukan lantaran pasokan bioetanol masih terbatas. Dia menyebut, saat ini baru ada tiga perusahaan yang mampu memproduksi bioetanol untuk bahan bakar.

Adapun, jumlah kuota yang mampu dihasilkan hanya sekitar 60.000 kiloliter (kL). Padahal, untuk memenuhi mandatory E5 secara nasional bioetanol yang dibutuhkan sekitar 1,2 juta kL.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper