Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) sepakat untuk menjual paket persenjataan senilai hampir US$142 miliar atau sekitar Rp2.352 triliun (US$1=Rp16.560) kepada Arab Saudi.
Menurut lembar fakta Gedung Putih yang dikutip dari Reuters pada Rabu (14/5/1025), perjanjian itu disebut sebagai "perjanjian kerja sama pertahanan terbesar" yang pernah dilakukan Washington.
Perjanjian tersebut, yang ditandatangani selama kunjungan Presiden AS Donald Trump ke ibu kota Saudi, Riyadh, mencakup kesepakatan dengan lebih dari selusin perusahaan pertahanan AS di berbagai bidang termasuk pertahanan udara dan rudal, angkatan udara dan kemajuan ruang angkasa, keamanan dan komunikasi maritim, kata lembar fakta tersebut.
"Paket yang ditandatangani hari ini, kesepakatan kerja sama pertahanan terbesar dalam sejarah AS, adalah demonstrasi yang jelas dari komitmen kami untuk memperkuat kemitraan kami," kata lembar fakta tersebut.
Sebelumnya dikabarkan bahwa Lockheed Martin Corp diharapkan untuk menjual pesawat angkut C-130, rudal dan radar sebagai bagian dari kesepakatan tersebut. CEO dari RTX Corp, Boeing Co, Northrop Grumman Corp diharapkan berada di Arab Saudi, tetapi Gedung Putih tidak memverifikasi peralatan atau pembuat tertentu sebagai bagian dari potensi penjualan ke Saudi.
Adqpun, hingga saat ini detail mengenai berapa jumlah transaksi baru belum dapat diketahui. Banyak yang telah direncanakan selama beberapa waktu, kata sumber kepada Reuters.
Baca Juga
Arab Saudi merupakan pelanggan terbesar senjata AS. Pada tahun 2017, Trump mengusulkan penjualan sekitar $110 miliar ke kerajaan tersebut.
Hingga tahun 2018, hanya US$14,5 miliar penjualan yang telah dimulai dan Kongres mulai mempertanyakan transaksi tersebut mengingat pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi.
Pemerintahan mantan Presiden Joe Biden mencoba, namun gagal, untuk menyelesaikan pakta pertahanan dengan Riyadh sebagai bagian dari kesepakatan luas yang membayangkan Arab Saudi menormalisasi hubungan dengan Israel.
Lembar fakta Gedung Putih tidak menyebutkan apakah Riyadh akan diizinkan untuk membeli jet F-35 Lockheed, pesawat militer yang kabarnya telah diminati kerajaan selama bertahun-tahun.
Kedua negara telah membahas potensi pembelian jet F-35 Lockheed oleh Riyadh, dua sumber yang diberi pengarahan tentang diskusi tersebut mengatakan kepada Reuters.
Namun, tidak jelas apakah Washington akan mengizinkan kerajaan itu untuk melanjutkan pembelian yang akan memberi Arab Saudi senjata canggih yang digunakan oleh sekutu dekat AS, Israel, kata salah satu sumber.
Sumber kedua mengatakan keunggulan militer kualitatif, atau AS menjamin bahwa Israel menerima senjata Amerika yang lebih canggih daripada negara-negara Arab, adalah masalah yang "telah muncul."