Bisnis.com, JAKARTA – Harga beras dunia tercatat merosot ke titik terendah pada April 2025 imbas stok yang melimpah dari India dan Asia.
Anjloknya harga beras dunia pada April 2025 terjadi usai India mencabut pembatasan ekspor gandum yang diberlakukan pada 2022, menyebabkan harga ekspor beras India merosot ke level terendah dalam 22 bulan.
Harga beras di Thailand turun ke level terendah dalam tiga tahun, sedangkan Vietnam merosot ke level terendah dalam hampir lima tahun.
“Setelah merosot hampir sepertiga dari puncaknya di 2024, harga telah menemukan titik terendah,” kata para pedagang dan eksekutif industri, melansir Reuters, Kamis (8/5/2025).
Presiden Asosiasi Eksportir Beras BV Krishna Rao memperkirakan, harga beras kemungkinan tidak akan naik lagi, lantaran pasokan yang melimpah akan mencegah kenaikan harga.
“Asosiasi memperkirakan harga akan berfluktuasi dalam kisaran US$390 per ton untuk beras pecah 5% selama sisa tahun ini,” ujar BV Krishna Rao.
Baca Juga
Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) memperkirakan produksi beras global mencapai rekor yakni 543,6 juta metrik ton pada 2024/2025. Total pasokan global, termasuk stok, diproyeksi mencapai 743 juta ton, jauh di atas permintaan yang diprediksi naik menjadi 539,4 juta ton.
Di India, stok beras termasuk gabah yang belum di giling tercatat sebanyak 63,09 juta ton di gudang pemerintah per 1 April 2025. Jumlah itu lima kali lipat dari target pemerintah sebanyak 13,6 juta ton.
Asosiasi Eksportir Beras memperkirakan pengiriman beras dari India akan meningkat sekitar 25% dari tahun sebelumnya, ke rekor 22,5 juta ton tahun ini.
Lonjakan tersebut kemungkinan akan mendorong India kembali menjadi eksportir utama beras global, yang mencapai lebih dari 40% sebelum Negara Bollywood membatasi ekspor di 2022. Persentase itu melampaui gabungan penjualan dari empat pemasok beras terbesar lainnya seperti Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Amerika Serikat (AS).
Thailand Menjerit
Perkiraan pasokan India yang melimpah telah mengguncang negara eksportir beras lainnya. Presiden kehormatan Asosiasi Eksportir Beras Thailand Chookiat Ophaswongse mengungkap, ekspor beras Thailand anjlok 30% menjadi 2,1 juta ton pada kuartal I/2025.
“Ini karena India menawarkan beras dengan harga lebih rendah, sehingga mendorong pembeli untuk beralih,” katanya.
Adapun, ekspor beras Thailand di 2025 diprediksi turun sebesar 24% dari tahun lalu menjadi 7,5 juta ton, sedangkan ekspor Vietnam diproyeksi turun 17% menjadi 7,5 juta ton.
Di sisi lain, penurunan harga gabah sebesar 30% dari tahun ke tahun di Negeri Gajah Putih pada Februari 2025 telah memicu gelombang protes dari para petani.
Sebagai tanggapan, Menteri Perdagangan Thailand mengatakan bahwa pemerintah menawarkan kerja sama dengan India dan Vietnam untuk mengatasi penurunan harga beras.
“Dalam upaya mendukung para petani, Thailand telah meminta kerja sama dari India dan Vietnam untuk mengatasi penurunan harga beras,” pungkasnya.