Yusuff berasal dari sebuah desa di negara bagian Kerala di India selatan, kemudian dia merantau ke Abu Dhabi pada tahun 1973 untuk bergabung dengan bisnis distribusi kecil milik pamannya.
Adapun, Yusuff Ali membuka LuLu Hypermarket pertamanya pada tahun 1990-an di puncak Perang Teluk. Tak hanya di Uni Emirat Arab (UEA), dia memperluas jaringan ritel Lulu Group ke negara-negara Timur Tengah, Mesir, India, Indonesia dan Malaysia.
Kini, Yusuff yang dijuluki sebagai 'Raja ritel Timur Tengah' itu memimpin LuLu Retail dengan pendapatan sebesar US$7,3 miliar, dengan 240 jaringan hypermarket dan mal di negara Teluk dan wilayah lainnya.
Pada 2024, Yusuff Ali mendaftarkan bisnis ritelnya di bursa saham Abu Dhabi dan mengumpulkan dana initial public offering (IPO) sebesar US$1,7 miliar.
Sebagai tambahan informasi, Yusuff Ali juga memiliki saham minoritas di Bandara Internasional Cochin dan duduk di jajaran direksinya. Selain itu, aset lainnya termasuk Waldorf Astoria di Skotlandia dan Great Scotland Yard Hotel, bekas markas besar Kepolisian Metropolitan Inggris.
Dikabarkan Tutup Permanen
Kabar Lulu Hypermarket bakal tutup permanen santer terdengar usai stok produk di sejumlah gerai tampak kosong. Berdasarkan penelusuran Bisnis, Rabu (2/4/2025), Lulu Hypermarket di Cakung, Jakarta Timur tampak sepi.
Baca Juga
Di parkiran, hanya ada beberapa kendaraan roda empat dan roda dua yang bisa dihitung dengan jari. Kondisi tidak jauh berbeda ketika tiba di lobi. Terlihat hanya ada keranjang belanjaan yang didominasi warna hijau yang tampak berderet di dekat pintu masuk. Hanya ada satu orang satpam yang tampak mondar-mandir.
Bisnis.com kemudian mencoba masuk ke dalam. Di lantai 1, kondisi kasir yang sepi langsung menarik perhatian. Dari total 17 kasir yang ada, hanya 1 kasir yang masih melayani pembeli, tepatnya di kasir nomor 11.
Masuk lebih dalam, Bisnis.com menjumpai sejumlah barang yang berdebu bahkan tak beraturan letaknya. Tidak banyak pengunjung yang datang ke sana.
Lulu Hypermart di Cakung, Jakarta Timur dikabarkan akan tutup permanen. Informasi itu diterima Bisnis ketika berbincang dengan salah satu pengunjung di sana.
Sri, bukan nama sebenarnya, mengatakan, informasi tutupnya Lulu Hypermart sudah beredar jauh sebelum hari raya Lebaran 2025.
“Sebelum Lebaran sudah ada pengumuman mau tutup, sekarang [Lulu Hypermart] lagi habisin barang,” kata Sri kepada Bisnis, Rabu (2/4/2025).
Respons Pemerintah
Kementerian Perdagangan (Kemendag) turut merespons tutupnya sejumlah gerai PT Lulu Group Retail atau Lulu Hypermarket di Indonesia. Kemendag justru mengaku optimistis sektor ritel Tanah Air bakal mengalami pertumbuhan yang positif sepanjang 2025.
“Sepanjang 2025, kami optimistis sektor ritel Indonesia akan mengalami pertumbuhan yang positif secara moderat,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Iqbal Shoffan Shofwan kepada Bisnis, dikutip Selasa (8/4/2025).
Kendati begitu, Iqbal menyebut, hal tersebut dapat terjadi jika didukung oleh ekosistem industri yang baik dan kolaborasi berbagai pihak terkait untuk memperbaiki kondisi daya beli masyarakat.
Iqbal, mengutip data Bank Indonesia (BI), menuturkan bahwa kinerja penjualan eceran pada Januari 2025 mencapai angka 211,5 atau mengalami kontraksi 4,7% (month-to-month/mtm) usai sempat tumbuh 5,9% mtm pada Desember 2024.
Sementara itu, merujuk data Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Iqbal mengungkap, 150 anggota asosiasi ini menjalankan sekitar 60.000 gerai yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Namun, Iqbal belum mendapat data lebih lanjut mengenai berapa banyak anggota Aprindo yang melakukan ekspansi ataupun menutup gerainya pada tahun ini.