Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut sejumlah peluang dan tantangan yang dihadapi Indonesia akibat gejolak ekonomi dari kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Sri Mulyani memaparkan, kebijakan tarif Trump memunculkan peluang terjadinya pengalihan perdagangan atau trade diversion. Dia menuturkan, Indonesia memiliki peluang menjadi tujuan ekspor atau investasi alternatif di tengah kondisi ketidakpastian akibat tarif Trump.
Dia menyampaikan, saat ini nilai perdagangan dunia — termasuk Amerika Serikat dan China — hanya mencakup sekitar 25% dari total perdagangan global. Menteri Sri mencontohkan, Indonesia memiliki peluang mengambil alih porsi ekspor dari negara-negara yang dikenakan tarif lebih besar seperti Vietnam, Bangladesh, Thailand, dan China.
Di sisi lain, dia mengatakan Indonesia juga berpotensi kehilangan daya saing dari negara-negara dengan tarif yang lebih rendah seperti Filipina, Malaysia, Korea Selatan, dan India.
Sri Mulyani menuturkan, situasi tersebut menggambarkan pentingnya kondisi perdagangan global saat ini. Dia menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto bahkan langsung menggelar pertemuan dengan semua pemangku kepentingan terkait untuk membahas peluang dan tantangan yang ada.
Baca Juga
“Karena ini adalah perang bersama. Ini harus bersama-sama antara pemerintah, policy maker, para pelaku ekonomi dan bagaimana kita meresponsnya,” kata Sri Mulyani dalam acara Sarasehan Ekonomi Nasional di Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Adapun Sri Mulyani juga menjelaskan sejumlah peluang dan tantangan pada sektor-sektor potensial. Dia menyebut, Indonesia memiliki peluang pada sektor tekstil, elektronik, alas kaki dan produk kulit, serta produk kayu dan furnitur.
Dia menuturkan, Indonesia berpeluang mengambil alih pangsa pasar negara seperti Vietnam, China, dan Bangladesh. Di sisi lain, Sri Mulyani menyebut Indonesia perlu mewaspadai negara seperti India, Korea Selatan, dan Malaysia pada sektor-sektor ini.
Selanjutnya, pada sektor karet dan produk karet, makanan dan minuman olahan, serta produk perikanan, Indonesia memiliki peluang untuk mengambil pasar dari Thailand dan Vietnam. Sementara itu, Malaysia, Filipina, dan India juga berpeluang mengambil pangsa pasar dari sektor ini.