Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Tetapkan Target Pertumbuhan Ekonomi 2025 di 5%, Tantang Tekanan Tarif AS

China menetapkan target pertumbuhan ekonomi 2025 5%, mengalokasikan lebih banyak sumber daya fiskal untuk meredam deflasi dan mengantisipasi kebijakan tarif AS.
Warga membawa bendera China di Beijing, China. Bloomberg/ Paul Yeung
Warga membawa bendera China di Beijing, China. Bloomberg/ Paul Yeung

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah China menetapkan target pertumbuhan ekonomi tahun ini tetap di angka 5%, mengalokasikan lebih banyak sumber daya fiskal untuk meredam tekanan deflasi dan mengantisipasi dampak kebijakan tarif AS yang semakin agresif.

Melansir Reuters, Rabu (5/3/2025), target yang sebelumnya pernah diungkapkan pada Desember 2024 lalu tersebut tercantum dalam dokumen kebijakan yang disiapkan untuk Kongres Rakyat Nasional (NPC).

Perdana Menteri Li Qiang dijadwalkan menyampaikan pidato pada Rabu untuk menguraikan strategi ekonomi China untuk tahun ini.

Memanasnya perang dagang dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump berisiko menekan sektor industri China, yang selama ini menjadi mesin utama perekonomian. Kondisi ini diperburuk oleh lemahnya konsumsi rumah tangga dan krisis berkepanjangan di sektor properti yang semakin mengguncang stabilitas ekonomi nasional.

Trump juga mengancam akan memperluas tarif terhadap berbagai negara, termasuk sekutu dekat AS, mengguncang sistem perdagangan global yang selama ini menopang model ekonomi China.

Tekanan terhadap pemerintah China untuk mempercepat transformasi ekonomi semakin besar, terutama dalam mengalihkan fokus pertumbuhan dari ekspor dan investasi ke konsumsi domestik. Laporan kebijakan terbaru menetapkan target defisit anggaran 2025 sebesar 4% dari PDB, meningkat dari 3% pada 2024, dengan program khusus untuk merangsang belanja konsumen.

Sebagai bagian dari strategi ini, pemerintah akan menerbitkan obligasi khusus senilai 1,3 triliun yuan (US$179 miliar), naik dari 1 triliun yuan pada 2024, sementara batas penerbitan utang khusus oleh pemerintah daerah dinaikkan menjadi 4,4 triliun yuan.

Sebanyak 300 miliar yuan dari dana tersebut akan digunakan untuk memperluas subsidi bagi kendaraan listrik, peralatan rumah tangga, dan barang konsumsi lainnya.

Profesor kebijakan perdagangan Cornell University Eswar Prasad menilai dengan tekanan deflasi yang mengakar serta lingkungan eksternal yang tidak menguntungkan, meningkatkan permintaan konsumsi rumah tangga domestik adalah prioritas utama China.

“Skema langsung mungkin bisa membantu di saat-saat tertentu, tetapi langkah-langkah jangka panjang untuk memberikan dukungan pendapatan dan memperkuat jaring pengaman sangatlah penting,” jelasnya.

Dorongan Inovasi

Meskipun China mencatat pertumbuhan ekonomi 5% pada 2024, pencapaian ini sebagian besar ditopang oleh stimulus besar-besaran di akhir tahun dan belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat.

Meskipun China terus mencatat surplus neraca perdagangan tahunan dalam skala besar, banyak warganya menghadapi ketidakpastian ekonomi akibat harga yang terus ditekan oleh perusahaan demi menjaga daya saing di pasar global.

Sejak Trump menjabat pada Januari 2025, tarif impor barang China telah dinaikkan 20 poin persentase, dengan tambahan 10% yang mulai berlaku pekan ini.

Dalam menghadapi tekanan eksternal, China semakin mengalihkan fokusnya pada inovasi teknologi dan manufaktur canggih, mengalokasikan dana besar untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti kendaraan listrik dan kecerdasan buatan.

Namun, Kepala ekonom Natixis untuk Asia Pasifik Alicia Garcia-Herrero mengatakan keseimbangan antara ambisi teknologi dan pertumbuhan konsumsi menjadi faktor penentu keberhasilan strategi ekonomi China.

"China harus memastikan bahwa inovasi benar-benar mendorong produktivitas dan tidak sekadar menjadi ambisi jangka panjang tanpa dampak nyata bagi ekonomi," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper