Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli membantah kabar adanya badai pemutusan hubungan kerja atau PHK yang melanda Indonesia beberapa waktu belakangan ini. Sayangnya, bantahan tersebut tanpa mencantumkan data.
Menurut dia, pemberitaan mengenai kasus PHK di sejumlah perusahaan di Tanah Air perlu di cek lagi dengan data yang dimiliki oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).
Sayangnya, ketika dikonfirmasi berapa banyak jumlah pekerja yang mengalami PHK di awal 2025, Kemnaker belum bisa mengungkap berapa total pekerja yang ter-PHK hingga Februari 2025.
“Jadi menurut saya tadi terkait dengan berita, ada istilahnya sampai badai apa segala. Menurut saya itu harus kita lihat secara proporsional ya,” kata Yassierli dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Kemnaker, Jakarta Selatan, Rabu (5/3/2025).
Yassierli menyebut, Kemnaker telah melakukan pengecekan ke sejumlah perusahaan yang dikabarkan melakukan pemangkasan karyawan. Hasilnya, kata dia, tidak semua perusahaan yang diberitakan melakukan PHK terhadap karyawannya.
“Contoh Mayora misalnya, kita sudah cek ternyata ya tidak seperti itu beritanya. Bahkan ada beberapa yang dilaporkan PHK malah kemudian ya pekerjaannya malah nambah,” ujarnya.
Baca Juga
Dia juga mengaku telah berkomunikasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengenai pertumbuhan industri dalam negeri. Yassierli, mengutip data Kemenperin menyebut bahwa industri manufaktur setidaknya menyerap sekitar 1 juta lebih tenaga kerja tahun lalu.
Selain itu, kata dia, Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer telah mengunjungi sejumlah pabrik yang berpotensi menyerap ribuan pekerja.
“Belum lagi program-program strategis Bapak Presiden Prabowo yang kemudian itu akan menyerap tenaga kerja dengan jumlah yang sangat signifikan,” tuturnya.
Kendati begitu, Yassierli tidak menutup mata terhadap beberapa perusahaan yang tengah dalam fase kontraksi.
Dia juga menegaskan, banyak faktor yang mempengaruhi PHK diantaranya, kondisi ekonomi makro, daya saing perusahaan, hingga tata kelola perusahaan.
Beberapa waktu terakhir, kabar mengenai PHK di sejumlah perusahaan santer terdengar. Diantaranya Sritex Group, PT Yamaha Music Production, PT Yamaha Indonesia, e-Fishery, dan PT Sanken Indonesia.
Perusahaan-perusahaan seperti Sritex Group, Yamaha, dan Sanken Indonesia bahkan telah mengumumkan penutupan pabrik tahun ini.