Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyalahkan gejolak perekonomian global, usai pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 5,03%. Angka tersebut lebih rendah dari target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2024 yaitu 5,2%.
Airlangga mengakui bahwa perekonomian Indonesia pada tahun lalu didukung oleh penyelenggara pemilu dan pilkada. Kendati demikian, sambungnya, ketidakpastian geopolitik sepanjang tahun lalu membuat harga-harga komoditas menurun termasuk minyak bumi.
"Sehingga dengan demikian memang kita punya revenue [penerimaan] dari ekspor relatif tertahan," ujar Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2025).
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat secara persentase pertumbuhan net ekspor negatif dan memberikan sumbangan -0,01% terhadap pertumbuhan ekonomi secara umum.
Secara total, net ekspor atas dasar harga konstan (ADHK) 2023 senilai Rp514,36 triliun sementara pada 2024 senilai Rp513,7 triliun.
Selain itu, Airlangga mengungkapkan rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia juga belum setinggi sebelum masa pandemi Covid-19. Suku bunga yang tinggi juga meningkatkan beban utang di berbagai negara.
Baca Juga
Kendati demikian, politisi Partai Golkar itu mengatakan perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh lebih tinggi daripada negara-negara setara. Dia mencontohkan bahwa pertumbuhan ekonomi Singapura hanya 4,3%, Malaysia 4,8%, hingga Arab Saudi 4,4%.
"Dibandingkan dengan peers [negara sejawat], pertumbuhan kita udah relatif di atas rata-rata," kata Airlangga.