Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,03% yang tercatat lebih rendah dari 2023, terjadi akibat tertahan oleh kinerja ekspor.
Padahal, konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada 2024 tumbuh lebih baik ketimbang 2023. Konsumsi rumah tangga tumbuh dari 4,82% menjadi 4,94%, sementara PMTB tumbuh dari 4,4% menjadi 4,61%.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa pada 2024 secara kumulatif konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, sebesar 2,6%. Sayangnya, capaian tersebut harus terkoreksi karena pertumbuhan negatif dari net ekspor.
“Satu komponen yang menahan ekonomi [tumbuh] lebih tinggi adalah dari net ekspor,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (5/2/2025).
Amalia menekankan meskipun secara persentase pertumbuhan net ekspor negatif dan memberikan sumbangan -0,01% terhadap pertumbuhan ekonomi secara umum, tetapi secara nilai net ekspor tetap positif.
Melihat nilai produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) pada kuartal IV/2024, ekspor barang dan jasa mencapai Rp829 triliun dan impor barang dan jasa Rp692 triliun.
Baca Juga
Sementara net ekspor pada kuartal IV/2024 senilai Rp137 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan kuartal IV/2023 yang net ekspornya mencapai Rp143,53 triliun.
Secara total, net ekspor ADHK 2023 senilai Rp514,36 triliun sementara pada 2024 senilai Rp513,7 triliun.
“Jadi, sumber pertumbuhan ekonomi 2024 [dari ekspor] yang negatif itu karena nilainya lebih rendah dibandingkan kuartal IV/2023, tetapi nilai ekspor masih positif,” tuturnya.
Amalia memaparkan bahwa secara umum ekspor tumbuh positif baik barang migas maupun nonmigas, serta ekspor jasa.
Beberapa komoditas mengalami peningkatan baik nilai maupun volume, antara lain mesin/peralatan listrik, nikel, serta alas kaki.
Sementara itu, beberapa komoditas mengalami peningkatan volume ekspor, namun nilainya menurun, diantaranya bahan bakar mineral, besi dan baja, serta migas. Ekspor jasa meningkat salah satunya disebabkan oleh peningkatan kunjungan wisman.
Melihat data ekspor 2024, bahan bakar mineral (HS 27) kontribusinya anjlok 9% dibandingkan 2023. Begitu pula dengan ekspor besi dan baja (HS 72) yang terkontraksi 3,38% pada 2024.