Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap total luas panen padi di Indonesia mencapai 10,05 juta hektare sepanjang Januari—Desember 2024. Mengalami penurunan yang disebabkan oleh El-Nino.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan bahwa pada Januari—Desember 2023, total luas panen padi sempat menyentuh 10,21 juta hektare. Ini artinya, luas panen padi turun hingga 0,17 juta hektare atau 1,64%.
Amalia menuturkan bahwa penurunan luas panen padi sepanjang 2024 diakibatkan dari fenomena el Nino yang terjadi di semester II/2023.
“Patut diperhatikan bahwa penurunan tersebut disumbang utamanya oleh penurunan luas panen sepanjang subround 1 atau Januari—April 2024, akibat luas panen yang bergeser pada 2024 sebagai dampak fenomena el Nino di semester II/2023,” kata Amalia dalam Rilis BPS, Senin (3/2/2025).
Namun, Amalia menjelaskan bahwa penurunan tersebut dapat terkompensasi oleh kenaikan luas panen sepanjang subround 2, yaitu pada Mei—Agustus. Serta, pada periode subround 3 atau September—Desember 2024.
Perinciannya, pada subround I atau Januari—April 2024, BPS mencatat ada 3,57 juta hektare luas panen padi. Pada subround II atau Mei—Agustus 2024, luas panen padi di Indonesia adalah 3,71 juta hektare. Serta pada subround III (September—Desember 2024), luas panen padi mencapai 2,77 juta hektare.
Baca Juga
Secara spasial, Amalia mengungkap sekitar 50,2% dari total luas panen padi nasional sepanjang 2024 didominasi di Pulau Jawa.
Data BPS menunjukkan, ada 5 provinsi dengan total luas panen padi tertinggi sepanjang 2024, antara lain Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Lampung.
Sementara itu, penyumbang utama penurunan luas panen sepanjang 2024 adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
“Mayoritas provinsi sentra padi mengalami penurunan total luas panen 2024 dibandingkan 2023, penurunan luas panen padi terdalam terjadi di provinsi Jawa Barat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil KSA amatan Desember 2024, potensi luas panen padi sepanjang Januari—Maret 2025 diperkirakan mencapai 2,83 juta hektare. Luas panen padi sepanjang periode itu diperkirakan mengalami peningkatan 0,97 juta hektare atau 52,08% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Dapat kami sampaikan, bahwa Januari—Maret ini adalah angka potensi luas panen padi dan angka realisasi nantinya bisa lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan dengan angka pontensi, tergantung pada realisasi dari kondisi pertanaman padi pada Januari—Maret tahun ini,” pungkasnya.